Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Analis: Kebijakan Anti-China Pompeo Kemungkinan Modal Untuk Rebut Pilpres AS 2024

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/sarah-meiliana-gunawan-1'>SARAH MEILIANA GUNAWAN</a>
LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN
  • Minggu, 20 Desember 2020, 12:26 WIB
Analis: Kebijakan Anti-China Pompeo Kemungkinan Modal Untuk Rebut Pilpres AS 2024
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Mike Pompeo/Net
rmol news logo Sikap Sinofobia atau anti-China yang ditunjukkan oleh Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Mike Pompeo menunjukkan ambisinya untuk pencalonan presiden 2024.
Selamat Menunaikan Ibadah Puasa

Hal tersebut merupakan analisis yang dilakukan oleh ahli politik Amerika yang berbasis di Moskow, Andrew Korybko dalam tulisannya yang diunggah di CGTN pada Minggu (20/12).

Korybko mengatakan, kebijakan anti-China yang ditunjukkan oleh Pompeo dalam satu tahun terakhir masa jabatannya. Hal itu yang membuat mantan petinggi CIA itu tampak memiliki motif pribadi.

Dalam tulisannya, Korybko menuturkan, Pompeo kerap memutarbalikan fakta terkait pandemi Covid-19. Ia menuding China telah menutupi informasi pandemi hingga membuat narasi perang informasi melawan China.

Selain itu, Pompeo juga menuding mahasiswa China di AS melakukan aksi spionase.

"Hanya karena China mengambil studi mereka jauh lebih serius daripada banyak rekan Amerika mereka dan akibatnya unggul di dalamnya tidak berarti bahwa mereka terlibat dalam spionase," tulis Korybko.

Pompeo juga mengklaim Partai Komunis China (PKC) memiliki keterikatan dengan media-media China sehingga menyebarkan informasi palsu.

"Hal paling konyol yang dikatakan Pompeo, bagaimanapun, adalah ketakutannya bahwa China benar-benar menghadirkan ancaman eksistensial kepada AS. Itu tidak, sama sekali, dan tidak akan pernah terjadi," lanjutnya.

Menurut Korybko, semakin aktifnya  Pompeo menyebarkan Sinofobia pada bulan-bulan terakhir masa jabatannya sebagai menteri luar negeri kemungkinan didorong oleh ambisi politiknya.

"Dia adalah tokoh konservatif yang sangat dihormati oleh basis (Presiden Donald)Trump. Kredensial anti-China-nya tidak ada duanya," terangnya.

Meskipun Pompeo sangat setia kepada Trump dan dianggap sebagai salah satu orang kepercayaan terdekatnya, Korybko mengatakan, Trump mungkin tidak akan mencalonkan diri untuk masa jabatan lain pada 2024 karena berbagai alasan, termasuk yang terkait dengan spekulasi tentang potensi penuntutan pidana setelah meninggalkan Gedung Putih.

Bahkan jika Trump mencalonkan diri, dia mungkin tidak memiliki daya tarik yang sama pada 2024 seperti yang dia lakukan pada 2016 karena beberapa basisnya mungkin mengaitkan kekalahannya pada t2020 dengan keputusan politik yang buruk.

"Oleh karena itu, Pompeo mungkin menjadi saingan politik Trump, terutama jika dia mengklaim bertanggung jawab atas kebijakan anti-China bosnya," ujarnya memberi kesimpulan.

Dengan mengingat teori ini, lanjut Korybko, lebih masuk akal mengapa Pompeo menghabiskan bulan terakhirnya di kantor untuk mengecam China.

"Dia ingin memperkuat warisannya sebagai pejabat politik anti-China terkemuka di negara itu dengan harapan merebut Gedung Putih pada 2024," pungkasnya. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA