Kelompok Islam Rhodes Angkat Bicara Soal Kasus Mata-mata Yang Libatkan Otoritas Turki Dan Muslim Yunani

Asosiasi Kebudayaan Muslim Rhodes/Net

Kasus spionase telah menyita perhatian publik Yunani menyusul penangkapan dua Muslim Yunani yang dituduh sebagai mata-mata atas nama Turki.
Anggota asosiasi menyatakan, "Siapa pun yang tidak menghormati menjadi warga negara Yunani tidak layak untuk memiliki kewarganegaraan Yunani."
Laporan dari media Yunani, Protothema Ethnos, menyebutkan Pimpinan The Brotherhood, Behize Sellavtzi-Zamantaki, telah memberikan tanggapannya terhadap kasus itu. Tanggapan tersebut menggarisbawahi bahwa ia tidak memiliki kewenangan untuk berkomentar selama kasus masih dalam penyelidikan.
“Dalam beberapa hari terakhir, informasi tentang kasus mata-mata yang diduga dilakukan oleh warga negara Yunani, yang berasal dari prefektur Rodopi, telah terungkap. Kami sama sekali tidak memiliki disposisi atau kompetensi untuk mengutarakan pendapat atas perkara itu," kata Zamantaki, seperti dikutip dari GCT, Minggu (20/12).
Namun yang pasti, keadilan Yunani adalah satu-satunya yang kompeten untuk memutuskan siapa yang tidak bersalah dan siapa yang bersalah, menurutnya.
Namun, dalam kasus ini, beberapa orang dari pihak Yunani sedang berjuang melawan ketidakadilan.
“Pada saat yang sama, beberapa ahli dari pihak Turki mengambil kesempatan untuk memanfaatkan kehadiran dan tindakan asosiasi kami dan 'memanfaatkan' kami untuk melayani tujuan nasional dan politik mereka yang sama sekali tidak mewakilkan kami," jelas Zamantaki.
Ia pun mengeluarkan pernyataannya, bahwa Asosiasi yang dipimpinnya berdiri secara legal dan beroperasi secara legal sesuai dengan aturan negara Yunani, dan bahwa anggota Asosiasi secara eksklusif adalah warga negara Yunani dan terdiri dari orang-orang Muslim.
“Jika seseorang ingin mencari tujuan 'tersembunyi' dalam tindakan asosiasi dan anggota kami, dia tidak akan menemukan apa-apa selain keinginan kami untuk mempromosikan hubungan bertetangga yang baik antara kedua bangsa.
“Apa pun yang berbeda yang dikatakan orang lain tentang kita adalah licik dan tidak mengekspresikan kita," katanya.
Menekankan dengan jelas bahwa siapa pun yang tidak menghormati status warga negara Yunani tidak layak untuk memiliki kewarganegaraan Yunani.
“Dan kami bangga sebagai Rhodites dan sebagai Yunani,” katanya.
Pada Sabtu malam pekan lalu, dua pria Muslim Yunani ditangkap di pulau tenggara Rhodes atas tuduhan mata-mata. Mereka dituduh memotret dan merekam kapal perang dan instalasi militer Yunani, dan meneruskan informasi tersebut ke Turki.
Salah satu tersangka Bayran Sabaidim, 35 tahun, dilaporkan bekerja sebagai sekretaris di konsulat Turki di Rhodes. Sedangkan tersangka kedua, tidak disebutkan nama, adalah seorang juru masak berusia 56 tahun, yang bekerja di sebuah kapal yang sedang berlayar dari Rhodes ke pulau Kastellorizo.
Penangkapan itu memancing reaksi keras Turki. Dalam sebuah pernyataan pada Jumat (18/12), kementerian luar negeri Turki mengklaim bahwa penahanan Muslim Yunani Sebahattin Bayram dari Thrace adalah pelanggaran hak asasi manusia dan hukum internasional.
Kasus yang menyebut-nyebut 'Muslim Yunani' itu akhirnya menyeret tanggapan dari pimpinan Komunitas Muslim di Rhodes yang tergabung dalam 'The Brotherhood' ini.

EDITOR: RENI ERINA
Tag:
Kolom Komentar
Video
Jendela Usaha • Peluang Budidaya Ubi Jalar
Ubi jalar atau ketela rambat adalah bahan pangan lokal yang berasal dari kelompok umbi-umbian. Di Indonesia Ubi Jalar se..
Video
Gunung Gede Pangrango kembali terlihat lagi dari Kota Jakarta
Kali ini Pemandangan Gunung Gede Pangrango terekam lewat unggahan video Instagram milik Ari Wibisono. quot;Alhamdulill..
Video
Tanya Jawab Cak Ulung • Melacak Tokoh Potensial 2024
Beberapa hari ini muncul hasil survei tokoh potensial pemimpin nasional tahun 2024 mendatang. Ada Parameter Politik Indo..