Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Jadikan Pandemi Sebagai Momen Untuk Membangun Kemampuan Swasembada, Termasuk Vaksin

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/sarah-meiliana-gunawan-1'>SARAH MEILIANA GUNAWAN</a>
LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN
  • Senin, 21 Desember 2020, 12:43 WIB
Jadikan Pandemi Sebagai Momen Untuk Membangun Kemampuan Swasembada, Termasuk Vaksin
Asisten Profesor di Jawaharhal Nehru University, Dr. Gautam Kumar Jha/RMOL
rmol news logo Pandemi Covid-19 tidak boleh dipandang sebagai keterpurukan semata. Sebaliknya, negara-negara, seperti India dan Indonesia dapat menjadikan pandemi sebagai momen untuk mengembangkan kemampuan diri.

Asisten Profesor di Jawaharhal Nehru University, Dr. Gautam Kumar Jha menyebut, pandemi Covid-19 tidak bisa menghentikan produksi dan kebutuhan.

Untuk itu, dalam diskusi virtual RMOl World View bertajuk "Menjawab Tantangan Global Bersama Pasca Pandemi", ia mengatakan Indonesia dan India harus menjadikan momen ini sebagai kesempatan mengembangkan keberlanjutan swasembada.

"Produksi menurut kebutuhan kita. Karena kita tidak tahu (berapa lama) pandemi akan berpengaruh pada masyarakat. Kita harus berpikir seperti itu," terangnya.

Selain swasembada pangan, Gautam juga menyebut negara harus mampu mengembangkan produksi vaksin dalam negeri.

Menurutnya, banyak pertimbangkan oleh satu negara untuk membeli vaksin Covid-19. Pasalnya, setiap lingkungan berbeda-beda dan setiap negara pun memiliki dampak yang berbeda.

"Kita mungkin lihat vaksin yang dibuat di Amerika Serikat, Pfizer atau negara-negara lain. (Tapi) mungkin tidak cukup baik untuk negara seperti kita, karena Indonesia adalah negara tropis, sementara India subtropis," tuturnya.

Dengan begitu, Gautam juga menyebut Indonesia dan India dapat bekerja sama untuk mengembangkan vaksin yang sesuai satu sama lain.

Dalam hal ini, ia mengatakan India memiliki kemampuan yang lebih baik dalam sektor kesehatan, sementara Indonesia memiliki sumber daya.

"Saya pikir dua negara bisa bergabung, investasi vaksin. Mungkin saja virus yang beredar di Indonesia (dan) India memiliki genetik yang berbeda. Kita harus mempertimbangkan banyak aspek," tandasnya. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA