Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

36 Jurnalis Al Jazeera Jadi Target Peretas Israel

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/sarah-meiliana-gunawan-1'>SARAH MEILIANA GUNAWAN</a>
LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN
  • Senin, 21 Desember 2020, 17:34 WIB
36 Jurnalis Al Jazeera Jadi Target Peretas Israel
Al Jazeera/Net
rmol news logo Puluhan jurnalis Al Jazeera dilaporkan menjadi target serangan siber sejak Juli hingga Agustus 2020.
Selamat Menunaikan Ibadah Puasa

Pengawas keamanan dunia maya, Citizen Lab yang berbasis di Universitas Toronto pada Minggu (20/12) mengatakan terdapat malware yang menginfeksi ponsel jurnalis.

Setelah dilacak, serangan terkait dengan perusahaan intelijen dunia maya yang berbasis di Israel, NSO Group, yang sebelumnya dikritik karena menjual spyware kepada pemerintah.

"Pada Juli hingga Agustus 2020, agen pemerintah menggunakan spyware Pegasus NSO Group untuk meretas 36 ponsel pribadi milik jurnalis, produser, pembawa berita, dan eksekutif di Al Jazeera," kata laporan tersebut, mengutip The Scroll.

"Ponsel pribadi jurnalis di Al Araby TV yang berbasis di London juga diretas," tambahnya.

Citizen Lab menjelaskan, hanya melalui pemberitahuan push, malware tersebut memfasilitasi ponsel untuk mengunggah konten mereka ke server yang terhubung dengan perusahaan Israel.

"Ini mengubah ponsel para jurnalis menjadi alat pengawasan yang ampuh tanpa mereka terpikat untuk mengklik tautan atau teks yang mencurigakan," lanjutnya.

Spyware Pegasus NSO Group adalah solusi pengawasan ponsel yang memungkinkan untuk mengeksploitasi dan memantau perangkat dari jarak jauh. Perusahaan tersebut dituduh menjual teknologi pengawasan kepada pemerintah di seluruh dunia.

Menurut peneliti terkemuka di Citizen Lab, NSO Group bergerak menuju eksploitasi zero-click dan serangan berbasis jaringan yang memungkinkan infiltrasi ke ponsel tanpa interaksi dari target, dan tidak meninggalkan jejak yang terlihat.

Ponsel jurnalis Al Jazeera dibuat rentan terhadap serangan dengan penggunaan "rantai eksploitasi" yang tampaknya melibatkan "eksploitasi tanpa klik yang tidak terlihat di iMessage".

"Para jurnalis diretas oleh empat operator Pegasus, termasuk satu operator MONARCHY yang kami kaitkan ke Arab Saudi, dan satu operator SNEAKY KESTREL yang kami kaitkan ke Uni Emirat Arab," jelasnya.

Citizen Lab mencurigai bahwa infiltrasi yang mereka amati adalah “sebagian kecil” dari keseluruhan serangan yang memanfaatkan kerentanan.

"Infrastruktur yang digunakan dalam serangan ini termasuk server di Jerman, Prancis, Inggris, dan Italia menggunakan penyedia cloud Aruba, Choopa, CloudSigma, dan DigitalOcean," kata laporan itu.

Laporan Citizen Lab mengatakan bahwa mereka telah membagikan temuannya dengan Apple dan perusahaan teknologi tersebut mengonfirmasi sedang menyelidiki masalah tersebut. Perusahaan meyakinkan pelanggannya dengan mengatakan bahwa versi terbaru dari sistem operasinya iOS 14 memberikan perlindungan baru terhadap jenis serangan ini.

Pada 2019, platform pesan singkat milik Facebook, WhatsApp, dibobol setidaknya pada 1.400 ponsel di seluruh dunia. Mereka menjadi sasaran melalui eksploitasi yang dikirim melalui panggilan suara tidak terjawab. WhatsApp telah memberi tahu target tentang masalah tersebut dan kemudian menggugat NSO Group. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA