Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Lewat Panggilan Telepon Jebakan, Agen Rusia Akui Telah Racuni Alexei Navalny

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/sarah-meiliana-gunawan-1'>SARAH MEILIANA GUNAWAN</a>
LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN
  • Selasa, 22 Desember 2020, 16:58 WIB
Lewat Panggilan Telepon Jebakan, Agen Rusia Akui Telah Racuni Alexei Navalny
Pemimpin oposisi Rusia, Alexei Navalny/Net
rmol news logo Seorang agen mata-mata Dinas Keamanan Federal Rusia (FSB) yang diduga terlibat dalam upaya pembunuhan pemimpin oposisi Alexei Navalny mengakui perbuatannya.
Selamat Menunaikan Ibadah Puasa

Pengakuan itu disampaikan oleh Konstantin Kudryavtsev dalam sebuah panggilan telepon jebakan yang dilakukan oleh Navalny.

Pada awalnya, Navalny menelepon dua anggota tim FSB yang diduga menjadi dalang upaya pembunuhan terhadap dirinya beberapa waktu lalu dengan racun Novichok.

Satu orang segera mengenali Navalny dan menutup telepon. Sementara yang lain, yaitu Kudryavtev, tampaknya tertipu dengan mengira ia tengah berbicara dengan seorang ajudan yang bekerja untuk pimpinan FSB.

Dalam panggilan tersebut Navalny menyamar sebagai ajudan bernama Maxim Ustinov. Ia meminta Kudryavtsev untuk merinci operasi tersebut untuk mencari letak kesalahan karena Navalny berhasil pulih dari serangan.

Tidak menyadari hal tersebut, Kudryavtsev tampaknya mengkonfirmasi bahwa FSB berada di balik upaya pembunuhan terhadap Navalny. Ia mengatakan rekan-rekannya telah menyimpan racun Novichok ke "lapisan dalam" celana pendek Navalny ketika mengunjungi kota Tomsk.

Dilaporkan The Guardian pada Selasa (22/12), panggilan itu dibuat beberapa jam sebelum situs investigasi Bellingcat menerbitkan rincian pekan lalu dari delapan perwira FSB yang diduga meracuni Navalny.

Kudryavtsev mengungkap, sebuah tim pengintai sebelumnya mengunjungi hotel Xander dan mematikan kamera CCTV. Setelah semua aman, operator menyebarkan racun.

Novichok tersebut tampaknya diberikan dalam bentuk semprotan atau salep, baik melalui layanan binatu hotel atau oleh petugas FSB yang menyelinap ke kamar hotel Navalny. Navalny mengatakan dia tidak dapat mengingat apakah celana pendek boxer itu termasuk di antara pengiriman yang dia dapatkan dari binatu pada 18 Agustus.

Dua hari kemudian, awal 20 Agustus, Navalny mengenakan celana beracun itu. Dia kemudian melakukan perjalanan ke bandara Tomsk dan naik penerbangan ke Moskow. Segera setelah lepas landas, dia jatuh sakit parah dan pingsan. Pesawat melakukan pendaratan darurat di Omsk dan Navalny dibawa ke rumah sakit dan dipasang ventilator.

Kudryavtsev mengatakan, Navalny berhasil selamat berkat pendaratan darurat. Tetapi jika ia melakukan perjalanan ke Moskow selama tiga jam atau lebih, ia akan mati.

"Pemahaman saya adalah mereka menghitung semuanya dengan margin," katanya, menunjukkan bahwa atasannya telah mendapatkan dosis racun yang tepat.

Kudryavtsev mengatakan dia dikirim lima hari kemudian ke Omsk untuk mengambil dan membersihkan pakaian Navalny, termasuk pakaian dalamnya, dan untuk menghilangkan semua jejak novichok.

Navalny menuntut pengembalian pakaiannya dari Rusia dan menuding FSB telah menghancurkan kemungkinan bukti kejahatannya. Navalny sendiri diterbangkan dari Rusia ke Berlin dalam keadaan memakai baju rumah sakit.

"Mengingat novichok ditemukan di tubuh saya, dan infeksi melalui kontak sangat mungkin terjadi, pakaian saya adalah bukti yang sangat penting," kata Navalny.

"Saya menuntut agar pakaian saya dikemas dengan hati-hati dalam kantong plastik dan dikembalikan kepada saya," sambungnya. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA