Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Pakar Militer: Naiknya Anggaran Pertahanan Jepang Bukan Ancaman Bagi China

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Rabu, 23 Desember 2020, 06:14 WIB
Pakar Militer: Naiknya Anggaran Pertahanan Jepang Bukan Ancaman Bagi China
Perdana Menteri Yoshihide Suga melakukan peninjauan pada bulan November 2020 di Pangkalan Udara Iruma di Sayama, Prefektur Saitama, yang dioperasikan oleh Angkatan Udara/Net
rmol news logo Naiknya anggaran pertahanan Jepang yang disebut-sebut untuk menandingi kekuatan militer China ditanggapi dingin oleh sejumlah pakar militer di Tiongkok.

Mereka mengatakan pada Selasa (22/12) waktu setempat, bahwa kenaikan baru-baru ini dalam anggaran pertahanan Jepang selama sembilan tahun berturut-turut tidak akan menimbulkan ancaman nyata bagi China. Hal itu, menurut para ahli karena Jepang masih diintimidasi oleh daya saing militer yang kuat dan menyeluruh dari tetangganya, dan tidak mungkin membuat langkah berani menuju China.

Perdana Menteri Yoshihide Suga pada Senin (21/12) telah menyetujui untuk menaikkan anggaran pertahanan menjadi sebesar 51,6 miliar dolar AS, demi memboyong rudal jarak jauh yang akan meningkatkan kemampuan serangan terhadap ancaman China.

Anggaran baru itu  naik 0,5 persen dari tahun lalu, peningkatan tahunan kesembilan berturut-turut, yang menempatkan Jepang berada di antara 10 negara teratas dunia dalam hal pengeluaran militer.

“Meskipun ada upaya untuk memperluas pengaruh militernya, langkah Jepang tidak akan menimbulkan ancaman yang signifikan bagi China,” kata  Xu Guangyu, penasihat senior Asosiasi Pengendalian dan Perlucutan Senjata China, seperti dikutip dari Global Times, Selasa (22/12).

“Peningkatan berturut-turut dalam anggaran pertahanan Jepang selama bertahun-tahun bertujuan untuk mengamankan posisinya sebagai pemain utama. Sebagai ekonomi terbesar ketiga dan kekuatan utama, ia harus memastikan pengeluaran militernya tetap tinggi,” jelas Xu.

Jepang juga mengalokasikan dana sebesar 706 juta dolar AS untuk pengembangan jet tempur, yang diperkirakan bisa menelan biaya sekitar 40 miliar dolar AS dan akan siap pada tahun 2030-an. Proyek ini akan dipimpin oleh para peneliti Jepang dengan bantuan dari raksasa AS Lockheed Martin Corp.

Proyek-proyek ini hampir tidak akan berdampak pada China dalam hal keamanan nasional, kata Xu.

Anggaran pertahanan baru Jepang sampai batas tertentu sejalan dengan tata letak AS di kawasan Asia-Pasifik, yang memenuhi kebutuhan kedua negara untuk memperkuat kehadiran mereka dan menekan China, kata para analis. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA