Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Kisah Para Ekspatriat Rayakan Natal 2020 Penuh Suasana Toleransi Di Arab Saudi

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Jumat, 25 Desember 2020, 14:51 WIB
Kisah Para Ekspatriat Rayakan Natal 2020 Penuh Suasana Toleransi Di Arab Saudi
Penjual pernak-pernik Natal di toko di Arab Saudi/Net
rmol news logo Pandemi telah membuat Natal tahun ini terasa berbeda, terutama bagi ekspatriat di negara Muslim, seperti Arab Saudi. Namun, dengan lingkungan Kerajaan yang semakin terbuka dan toleran, mereka bisa sedikit menikmati perayaan selagi menahan rindu akan keluarga besar di negara asal.

Perayaan Natal di Arab Saudi kali ini tidak seramai tahun sebelumnya karena adanya pandemi. Namun, Saudi telah menciptakan nuasa Natal yang indah di beberapa titik dan suasana yang sangat luar biasa penuh toleransi.

Pohon dan dekorasi Natal banyak ditemui di toko suvenir di Riyadh. Pemandangan orang-orang yang membeli pakaian Sinterklas, perada, pernak-pernik, dan ornamen lainnya dari toko di ibu kota Saudi menjadi bukti adanya toleransi yang lebih besar terhadap agama dan kepercayaan lain di negara Muslim itu.

Dalam beberapa tahun terakhir, Riyadh juga telah memperkenalkan pesta obral setiap jelang perayaan Natal, mencerminkan proses liberalisasi sosial yang dimulai dengan dekrit yang dikeluarkan pada tahun 2016 oleh Kabinet.

Tak hanya saat Natal, pada bulan Februari, toko-toko di sana ikut menjual mawar merah dan boneka beruang untuk merayakan Hari Valentine, perkembangan yang juga tidak terpikirkan dua tahun lalu.

Sekarang, penjualan dekorasi Natal di Riyadh menjadi lebih ramai, menampilkan era baru di Kerajaan.

Khusus untuk komunitas ekspatriat Kristen di Arab Saudi, di mana berbagai batasan terkait Covid-19 diberlakukan, Natal kali ini mungkin akan lebih menjadi waktu untuk refleksi daripada bersukacita.

Situasi di kawasan Teluk tidak berbeda dengan bagian dunia lainnya. Tradisi meriah dari kumpul-kumpul keluarga besar, pertemuan keagamaan, pesta dengan teman dan kolega, dan pasar Natal bertema pegunungan tahun ini terpaksa dilakukan secara online dibatalkan sama sekali, karena pemerintah membatasi perjalanan, dan memberlakukan batasan pada pertemuan keluarga.

Banyak keluarga Kristen berharap pandemi akan terkendali pada Desember, dan memimpikan reuni yang meriah setelah berbulan-bulan berpisah dan terisolasi.  

"Sebagai seorang Kristen yang berbasis di Arab Saudi, saya merayakan Natal dalam kesendirian jauh dari keluarga," kata Jeruel Trinidad, seorang ekspatriat Amerika yang bekerja di Riyadh, seperti dikutip dari Arab News, Jumat (25/12).

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah memperingatkan tentang risiko peningkatan penularan Covid-19 selama musim liburan. Para ahli menyarankan agar tidak melakukan perjalanan yang tidak perlu dan pertemuan keagamaan dalam ruangan.

Situasi itu mungkin tidak berubah secara signifikan pada 7 Januari, ketika orang Kristen Koptik merayakan kelahiran Yesus Kristus sesuai dengan kalender Koptik.

Meskipun kecewa, banyak ekspatriat Kristen di Arab Saudi mencoba untuk menikmati peringatan Natal dengan kondisi yang ada.
 
Berney James, seorang warga negara India yang berbasis di Riyadh, mengakui keadaan saat ini tidak sama, tetapi dia tidak akan membiarkan pandemi meredam semangat perayaannya.

"Tidak ada tempat (yang paling indah) seperti rumah untuk merayakan Natal," kata James.

"Ada banyak ekspektasi, tetapi kemudian menjadi kecewaan karena ada pembatasan perjalanan. Jadi ya, kami mendekorasi rumah kami dan menikmati makan malam  dengan teman-teman," lanjutnya.

Fina Concepcion, seorang terapis okupasi di Kota Medis Militer Pangeran Sultan di Riyadh, biasanya pulang ke Filipina untuk merayakan Natal bersama keluarga besarnya.

Tahun ini, dia mencoba menciptakan Natal yang ajaib untuk putranya yang masih kecil. Mainan baru yang dibungkus kado menunggu di bawah pohon Natal kecil untuk dibuka pada pagi hari Natal.

Arnold Gonzales Pineda, ekspatriat Filipina yang tinggal di kota Buraydah, Saudi, mengatakan kepada Arab News, "Pada Malam Natal akan ada pesta, sedikit menyanyi, dan bertukar hadiah tergantung pada apa yang mampu dibeli semua orang."

Nonie Sagadal Jr., seorang penduduk Riyadh, menjelaskan bahwa orang Filipina di Arab Saudi biasanya merayakan Natal dengan cara yang berbeda.

“Mereka berkoordinasi mengatur acara an bertukar hadiah. Mereka bernyanyi dalam kelompok selama pertemuan ini dan bahkan menari mengikuti musik," ungkapnya.

Sarah Palmer, yang bekerja untuk John Hopkins Aramco Healthcare di Dhahran, mengatakan kepada Arab News, "Saya orang Australia, jadi Hari Natal Saudi yang cerah sangat cocok untuk saya. Kami memiliki teman-teman di sini yang sudah menjadi sedekat keluarga, jadi pada Hari Natal kami akan makan siang di luar ruangan di tepi kolam renang sambil menikmati cuaca yang sempurna."

“Akan ada banyak pesan dengan keluarga di seluruh dunia, berbagi video tentang anak-anak saat membuka kado, foto makanan dan, tentu saja, FaceTime sehingga anak-anak dapat melihat sepupu dan kakek-nenek mereka,” kata Palmer. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA