Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Usai Konflik Tigray, Pasukan Ethiopia Bentrok Dengan Sudan Di Perbatasan

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/sarah-meiliana-gunawan-1'>SARAH MEILIANA GUNAWAN</a>
LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN
  • Minggu, 27 Desember 2020, 11:41 WIB
Usai Konflik Tigray, Pasukan Ethiopia Bentrok Dengan Sudan Di Perbatasan
Perbatasan Sudan dan Ethiopia/Net
rmol news logo Konflik bersenjata masih menggentayangi Ethiopia. Setelah selesai bersitegang dengan Front Pembebasan Rakyat Tigray (TPLF), bentrokan antara pasukan Ethiopia dan Sudan pecah di perbatasan.
Selamat Menunaikan Ibadah Puasa

Menteri Informasi Sudan Faisal Salih pada Sabtu (26/12) mengatakan pihaknya sudah menguasai sebagian besar tanah yang dianggap sebagai Ethiopia sebagai pelanggaran perbatasan kedua negara.

Pernyataan itu muncul setelah beberapa pekan terakhir terjadi bentrokan antara pasukan Ethiopia dan Sudan, dengan kedua belah pihak saling menyalahkan satu sama lain.

Untuk menghentikan ketegangan, kedua negara juga mengadakan pembicaraan di Khartoum pada pekan ini.

"Kami percaya pada dialog untuk menyelesaikan masalah apa pun. Tapi tentara kami akan melakukan tugasnya untuk merebut kembali semua tanah kami. Saat ini tentara kami sudah merebut kembali antara 60 hingga 70 persen tanah Sudan," kata Salih, seperti dikutip Reuters.

Alih menyebut pasukan Sudan telah bertindak defensif dan bentrokan pun mulai mereda dalam dua hari terakhir.

"Laporan intelijen Sudan menegaskan bahwa organisasi pelatihan dan pasukan bersenjata yang menyerang bukanlah milisi tetapi pasukan reguler," jelasnya.

Sementara itu, Menteri Luar Negeri Ethiopia Ato Demeke Mekonnen mengatakan, militer Sudab sudah melakukan serangan sejak 9 November.

"Produk pertanian petani Ethiopia dijarah, kamp mereka dirusak, dan mereka juga dihalangi untuk memanen lahan mereka sendiri. Sejumlah warga sipil terbunuh dan terluka," katanya.

Perdana Menteri Ethiopia Abiy Ahmed menyalahkan pihak-pihak dengan motif tersembunyi untuk menciptakan permusuhan dan kecurigaan antar masyarakat atas kekerasan tersebut.

Para pejabat Sudan mengatakan perbatasan itu dibatasi pada tahun-tahun pertama abad ke-20, dan bahwa negosiasi dibatasi pada pembicaraan mengenai penempatan penanda tambahan di darat dengan interval 2 km daripada interval 10 km.

Ketegangan di wilayah perbatasan telah berkobar sejak pecahnya konflik di wilayah Tigray utara Ethiopia pada awal November dan kedatangan lebih dari 50 ribu, terutama pengungsi Tigray di Sudan timur. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA