Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Gelar Pemilu, Niger Selangkah Menuju Transisi Demokrasi Bersejarah

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/amelia-fitriani-1'>AMELIA FITRIANI</a>
LAPORAN: AMELIA FITRIANI
  • Minggu, 27 Desember 2020, 23:06 WIB
Gelar Pemilu, Niger Selangkah Menuju Transisi Demokrasi Bersejarah
Posisi Niger dalam peta. Negara Afrika Barat tersebut saat ini sedang menunju proses transisi kekuasaan secara demokratis/Net
rmol news logo Republik Niger memulai pemungutan suara dalam pemilihan umum pertama yang digelar di negara Afrika Barat itu pada akhir pekan ini (Minggu, 27/12).

Diperkirkan, pemilu ini akan mengarah pada transfer kekuasaan pertama di negara tersebut dengan presiden yang dipilih secara demokratis.

Jika transisi kekuasaan secara demokratis berjalan mulus, maka ini akan menjadi tonggak sejarah baru bagi negara yang terkurung daratan tersebut yang saat ini diketahui masih berjuang dengan kemiskinan serta konflik yang kekerasan dari kelompok militan.

Diketahui bahwa lebih dari 40 persen populasi Niger hidup dalam kemiskinan ekstrem. Sedangkan pandemi Covid-19 yang terjadi telah memperlambat pertumbuhan ekonomi negara itu.

Niger juga telah berulang kali mengalami serangan di dekat perbatasan barat dengan Mali dan Burkina Faso dari gerilyawan yang terkait dengan Al Qaeda dan ISIS, termasuk satu serangan pada Januari yang menewaskan sedikitnya 89 tentara.

Ratusan mil ke timur, dekat perbatasan tenggara dengan Nigeria, Niger juga menghadapi serangan dari Boko Haram.

Jika menengok sejarahnya, sejak memperoleh kemerdekaan dari Prancis tahun 1960 lalu, Niger telah mengalami empat kali kudeta.

Oleh karena itu, transisi kekuasaan secara demokratis kali ini membawa harapan tersendiri bagi Niger.

Mantan menteri dalam negeri Mohamed Bazoum, kandidat dari partai yang berkuasa, adalah calon presiden favorit yang digadang-gadang akan menggantikan Presiden Mahamadou Issoufou, yang mengundurkan diri setelah menjalankan tugas untuk dua masa jabatan, masing.masing selama lima tahun, memimpin negara berpenduduk 23 juta itu.

Bazoum yang berusia 60 tahun berjanji akan membawa kesinambungan dengan kebijakan Issoufou, sambil juga berjanji untuk membersihkan korupsi yang merajalela.

“Jika saya cukup beruntung memenangkan pemilu ini, Anda akan memilih seseorang yang siap sejak hari pertama,” katanya dalam video kampanye. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA