Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Tepi Barat Digegerkan Oleh Pesta Dugem Di Situs Suci Nabi Musa, Kementerian Pariwisata Dan Kementerian Agama Palestina Saling Tuding

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Senin, 28 Desember 2020, 13:12 WIB
Tepi Barat Digegerkan Oleh Pesta Dugem Di Situs Suci Nabi Musa, Kementerian Pariwisata Dan Kementerian Agama Palestina Saling Tuding
Acara dugem di situs suci Nabi Musa Tepi Barat/Net
rmol news logo Acara dugem yang digelar warga Palestina di situs suci Muslim Tepi Barat yang menghadirkan alkohol dan musik tekno pada Sabtu (26/12) malam waktu setempat, telah menimbulkan kecaman luas dari seluruh spektrum politik Palestina.

Dari video yang beredar luas, nampak anak-anak muda Palestina dan Arab Israel asyik berpesta di acara yang digelar di sebuah masjid, diduga masjid itu adalah The Nabi Musa Mosque, terletak  antara Yerusalem dan Jericho.

Anak-anak muda itu terlihat asyik menari dan minum-minuman alkohol diitingi hentakan keras suara musik.

Disk jockey (DJ) Palestina terkemuka, Sama Abd al-Hadi, memimpin perayaan tersebut. Abd al-Hadi adalah DJ yang berasal dari Ramallah. Dia dianggap sebagai artis perintis di kancah musik elektronik Palestina yang sedang berkembang, serta salah satu DJ wanita pertama di bidang yang biasanya didominasi pria di negara itu.

Atas ulahnya, Abd al-Hadi ditangkap pada Minggu (28/12) malam oleh polisi Otoritas Palestina, lapor penyiar publik Kan, mengutip sumber-sumber Palestina, seperti dilaporkan Time Of Israel.

Perayaan tersebut menimbulkan kemarahan karena melibatkan minuman beralkohol serta pria dan wanita yang menari bersama dan parahnya digelar di situs suci umat Muslim.

Islam melarang minuman beralkohol, dan tarian campuran juga termasuk sesuatu yang kontroversial di banyak bagian masyarakat Palestina yang dikenal konservatif.
Sejumlah orang Palestina lainnya, yang tampaknya marah dengan apa yang mereka anggap sebagai penodaan situs, datang dan menghadapi mereka.

Para pengunjung pesta memberi tahu para pendatang baru bahwa mereka telah mendapat izin dari Kementerian Pariwisata Otoritas Palestina di Ramallah untuk mengadakan acara tersebut.
"Wiski! Alkohol! Perempuan! Kementerian Pariwisata, ini bukan moral agama. Faktanya, ini bukan moral," kata salah satu demonstran yang marah saat dia merekam situasi di tempat itu oada malam kejadian, seperti dikutip dari Times Of Israel, Senin (29/12).

Masjid Nabi Musa adalah situs ziarah Tepi Barat yang terkemuka. Setiap tahun di musim semi, Muslim Palestina berjalan kaki ke masjid yang terletak di antara Yerusalem dan Jericho itu.

Sebagian besar orang yang bersuka ria pada Sabtu (26/12) malam adalah warga Arab Israel atau warga Palestina di Yerusalem Timur, dan masalah tersebut saat ini sedang diproses oleh Polisi Israel. Seorang juru bicara Divisi Tepi Barat polisi tidak dapat dihubungi untuk memberikan komentar.

Perdana Menteri Palestina Mohammad Shtayyeh telah mengumpulkan komite investigasi untuk menyelidiki insiden itu, kata juru bicara pemerintah Palestina, Ibrahim Milhem.

“Saya merasa jijik dan murka dengan apa yang terjadi di masjid Nabi Musa… Saya belum tahu siapa yang bertanggung jawab atas dosa ini, tapi siapa yang akan menerima hukuman yang sesuai dengan kekejaman yang dilakukan. Masjid adalah rumah Tuhan; kesuciannya adalah kesucian agama itu sendiri," kata Mahmoud al-Habbash, penasihat urusan agama Presiden Palestina.

Masjid Nabi Musa sebagian besar terletak di Area C, yang berarti bahwa Kesepakatan Oslo menetapkan wilayah tersebut berada di bawah keamanan penuh dan kendali sipil Israel.

Pasukan keamanan Israel tiba di tempat kejadian pada malam hari ketika konfrontasi terjadi.

"Ada tentara Israel di sana, tapi insiden itu ditangani oleh Polisi Israel dan institusi Palestina," kata juru bicara tentara Israel, tanpa menjelaskan lebih lanjut.

Pasca kejadian, Kementerian Pariwisata telah berusaha menyalahkan Kementerian Agama, yang telah membantah mengetahui rencana untuk mengadakan sambutan di situs tersebut.

"Saya terkejut mendengar kabar bahwa orang-orang telah memasuki masjid ... Kementerian Agama tidak pernah dimintai izin atau konsultasi, juga tidak pernah mengeluarkan izin untuk mengadakan pesta di masjid," kata Menteri Agama Hassan Abu al- Rabb pada Radio Ajyal pada hari Minggu.

Pada Minggu sore, puluhan orang Palestina pergi ke lokasi untuk berdoa. Video yang diposting di pertemuan sosial menunjukkan para jamaah melemparkan sisa-sisa pesta dari dinding tempat suci sebelum membakarnya.

Pejabat Hamas Nayef Rajoub, dengan cepat memanfaatkan kemarahan publik atas kejadian tersebut.

"Kami mengutuk fakta bahwa ini dilakukan dengan persetujuan resmi dan di bawah perlindungan pemerintah Mohammad Shtayyeh," kata juru bicara Hamas Fawzi Barhoum, yang menyebut pesta itu sebagai "pelanggaran keji terhadap rumah Tuhan."

"Ini adalah kejahatan yang dilakukan oleh riff-raff, pada saat masjid ditutup, dan jamaah dikejar dan ditangkap atas kejahatan shalat dan melanggar hukum dan perintah pemerintah..., bagaimana bisa pelanggaran kesucian masjid dan hukum diizinkan?" kata legislator Hamas Tepi Barat itu. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA