Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

China: Dari Pada Sibuk Sebar Isu Soal Xinjiang, AS Sebaiknya Fokus Pada Masalahnya Sendiri

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Rabu, 30 Desember 2020, 08:10 WIB
China: Dari Pada Sibuk Sebar Isu Soal Xinjiang, AS Sebaiknya Fokus Pada Masalahnya Sendiri
Juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Zhao Lijian.Net
rmol news logo Klaim Departemen Luar Negeri AS yang mengatakan bahwa ada satu juta orang Uighur yang ditahan di 'kamp pendidikan ulang' mendapat kecaman dari juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Zhao Lijian.

'Hak asasi manusia', 'demokrasi' dan 'kebebasan', adalah kata yang sering digunakan AS untuk menyerang dan menghancurkan suatu negara, menurut Zhao, seperti dikutip dari Global Time.  Ia mencontohkan negara-negara yang 'diaduk' AS, seperti Afghanistan, Irak, Libya dan Suriah, di mana puluhan juta warga sipil tewas atau menjadi pengungsi.

Zhao juga mengecam Kedutaan Besar AS yang men-tweet ulang klaim Departemen Luar Negeri AS tentang Uighur itu, sehingga nampak seperti menghidupkan terus menerus tuduhan yang tidak mendasar

Menurut Zhao, tugas utama kedutaan dan diplomat AS adalah untuk menjalankan misi mereka dalam   mempromosikan hubungan antara AS dan negara tempat mereka berdinas. Juga untuk menyelesaikan kesalahpahaman dengan cara berdialog dan membuka komunikasi. Bukan malah sebaliknya.

Ikut campur urusan hak asasi manusia negara lain sementara masalah hak asasi manusia di negaranya sendiri masih sangat kacau, adalah hal yang sungguh tidak masuk akal.

"Jika mereka masih punya waktu dan tenaga, lebih baik mereka lebih fokus pada memperhatikan masalah hak asasi manusia domestik mereka, daripada mencampuri urusan dalam negeri negara lain," ujar Zhao, seraya mencontohkan kesenjangan pendapatan yang besar di AS dan kekerasan polisi terhadap orang Afrika-Amerika.

Zhao mengatakan, selama ini Departemen Luar Negeri AS telah menggunakan Xinjiang sebagai titik tolak untuk menyerang China tentang 'hak asasi manusia' dan 'kerja paksa'. Padahal, para diplomat dan wartawan asing telah mengunjungi Xinjiang dan pusat pendidikan dan pelatihan kejuruan dan melihat secara langsung kehidupan di sana.

Tidak hanya itu, pejabat dari Daerah Otonomi Xinjiang, Uighur, China Barat Laut, dan lulusan dari pusat pendidikan dan pelatihan kejuruan dan penduduk Xinjiang telah menghadiri konferensi pers, memperkenalkan situasi nyata Xinjiang berdasarkan pengalaman mereka sendiri.

Pernyataan AS selama ini tentang Xinjiang dan Uighur jelas penuh kebohongan untuk menyesatkan komunitas internasional.

"Sejak Desember, Kedutaan Besar AS di China telah menyebarkan lebih dari 60 kebohongan untuk menyerang China," kata Zhao.

Xinjiang sekarang memiliki stabilitas sosial, pertumbuhan ekonomi, kerukunan etnis dan agama, dan semua penduduk Xinjiang, termasuk Uighur, memiliki mata pencaharian yang lebih baik.  rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA