Begitu yang disampaikan oleh Presiden Prancis Emmanuel Macron pada Kamis (31/12), atau ketika berakhirnya masa transisi Brexit.
"Inggris akan tetap menjadi tetangga, teman, dan sekutu kami. Keputusan untuk meninggalkan Eropa, Brexit, adalah produk dari kebingungan Eropa atas berbagai kebohongan dan janji palsu," kata Macron, seperti dikutip
Sputnik.
"Tapi saya ingin menjelaskan hari ini, takdir utama kita di Eropa," sambungnya.
Sementara itu, Menteri Luar Negeri Prancis untuk Eropa, Clement Beaune mengatakan Uni Eropa hanya berlaku normal untuk membela kepentingannya terkait dengan perjanjian pasca Brexit.
Pada 24 Desember, Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen dan Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mengumumkan bahwa mereka telah mencapai kesepakatan tentang hubungan masa depan antara blok tersebut dan London.
Setelah itu, kesepakatan tersebut ditandatangani pada Rabu (30/12).
Di dalam perjanjian tersebut juga terdapat tiga poin penting, seperti hak menangkap ikan, hingga migrasi serta tata kelola dan standar umum dalam negosiasi antara Inggris dan Uni Eropa.
Inggris secara resmi meninggalkan Uni Eropa pada 31 Januari, setelah tiga setengah tahun referendum Brexit pada 2016. Hingga akhir 2020, Inggris tunduk pada aturan dan regulasi Uni Eropa sebagai bagian dari masa transisi.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: