Hal itu disampaikan oleh juru bicara Kementerian Luar Negeri Saeed Khatibzadeh dalam sebuah pernyataan. Dia mengatakan agresi asing tersebut adalah kontributor utama yang menyebabkan ketidakstabilan di Yaman.
“Tindakan kekerasan dan pembunuhan warga sipil seperti itu adalah hasil dari mentalitas agresor dan penjajah Yaman, yang, atas nama koalisi gadungan, telah menghancurkan seluruh Yaman. Dengan pandangan agresif dan pemisahan diri mereka, telah mengabadikan krisis kemanusiaan paling keji di Yaman,†katanya, seperti dikutip dari
Anadolu Agency, Jumat (1/1).
Dalam pernyataannya itu, Khatibzadeh meminta semua pihak untuk mengakhiri konflik yang sedang berlangsung dengan kembali ke negosiasi politik.
Sedikitnya 26 orang tewas dan lebih dari 100 lainnya cedera dalam tiga ledakan yang mengguncang bandara di kota pelabuhan selatan Yaman, pada Rabu (30/12). Ledakan itu terjadi tak lama setelah anggota pemerintah yang baru terbentuk tiba di ibu kota sementara.
Kementerian Dalam Negeri Yaman dan Dewan Transisi Selatan (STC) yang didukung Uni Emirat Arab menyalahkan pemberontak Houthi yang didukung Iran atas serangan itu. Tuduhan yang telah dibantah Houthi.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: