Pengakuan itu dikutip dari media Prancis, 20minutes, pada Sabtu (2/1).
"Untuk mengakhiri pendudukan Prancis di wilayah Sahel, (anggota JNIM) melakukan operasi kualitatif melawan konvoi pasukan pendudukan Prancis di jalan yang menghubungkan Gossi dan Hombori," tulis media tersebut, seperti dikutip
Anadolu Agency.
Pada Senin (28/12), kepresidenan Prancis mengumumkan tiga tentaranya di Mali bagian timur tewas ketika kendaraan lapis baja mereka menabrak alat peledak improvisasi (IED).
Insiden tersebut terjadi ketika Brigadir-Kepala Tanerii Mauri, Pejuang Kelas 1 Dorian Issakhanian dan Quentin Pauchet dari resimen pertama pemburu Thierville-sur-Meuse sedang dalam misi pengawalan antara Gossi dan Hombori, dekat perbatasan dengan Niger dan Burkina Faso.
Mereka yang tewas adalah bagian dari operasi anti-teror Barkhane untuk melawan militan. Sejak diluncurkan, misi tersebut sudah kehilangan 47 tentara.
JNIM adalah organisasi militan di Maghreb dan Afrika Barat yang dibentuk oleh penggabungan Ansar Dine, Front Pembebasan Macina, Al-Mourabitoun dan cabang Sahara Al-Qaeda di Maghreb Islam.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: