Hal itu disampaikan Menteri Luar Negeri Kuwait Ahmad Nasser Al- Sabah dalam sebuah pernyataan pada Senin (4/1) waktu setempat di saluran TV pemerintah, sebagai langkah pertama untuk mengakhiri krisis Teluk.
Pengumuman itu datang pada malam KTT tahunan Dewan Kerjasama Teluk (GCC) enam negara di kota Al-Ula, Arab Saudi barat laut, di mana perselisihan itu sudah ditetapkan sebagai agenda utama pembahasan.
"Berdasarkan usulan (Emir penguasa Kuwait) Sheikh Nawaf, disepakati untuk membuka batas wilayah udara dan darat serta laut antara Kerajaan Arab Saudi dan Negara Qatar , mulai malam ini," kata Menlu Nasser Al- Sabah, seperti dikutip dari AFP, Selasa (5/1).
Pemutusan diplomatik pada 2017 dilakukan karena Qatar dianggap telah bekerja sama dengan Iran. Negara koalisi yang dipimpin Saudi menuduh bahwa Qatar terlalu dekat dengan Teheran dan mendukung kelompok-kelompok Islam radikal - tuduhan yang selalu dibantah oleh Qatar.
Nasser menyebut, pembukaan kembali perbatasan Arab Saudi dengan Qatar akan segera dilakukan ditandai dengan penandatanganan dokumen, yang mencantumkan sejumlah kesepakatan.
GCC adalah blok yang terdiri dari negara-negara seperti Arab Saudi, yaitu Uni Emirat Arab, Bahrain, Kuwait, Oman, dan Qatar.
Kuwait telah menjadi penengah perselisihan yang terjadi antara Qatar dan tiga negara Arab lainnya yang melancarkan boikot pada pertengahan 2017.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: