"Kami menyambut baik kesepakatan yang dibuat untuk membuka perbatasan darat, laut, dan udara antara Qatar dan Arab Saudi mulai malam ini," kata pernyataan Kementerian Luar Negeri Turki, seperti dikutip dari
Anadolu Agency, Senin (4/1).
Lebih dari tiga tahun setelah Riyadh memimpin aliansi untuk mengisolasi Doha, menteri luar negeri Kuwait kemarin mengumumkan langkah Saudi menjelang pertemuan puncak tahunan Dewan Kerjasama Teluk (GCC) yang terdiri dari enam negara.
Ankara adalah pendukung Doha setelah blokade 2017 dan berdiri di garis depan untuk memasok makanan dan layanan ke negara Teluk itu.
"Perkembangan ini merupakan langkah penting untuk menyelesaikan konflik di kawasan Teluk yang telah berlangsung sejak Juni 2017," kata kementerian.
Turki juga memuji peran Kuwait dalam perjanjian antara Arab Saudi dan Qatar. Menurut Turki, Kuwait adalah 'aktor internasional' yang membantu mencapai kesepakatan melalui upaya mediasi dan fasilitasi mereka.
"Negara kami, yang merupakan mitra strategis Dewan Kerjasama Teluk dan sangat mementingkan keamanan dan stabilitas kawasan Teluk, akan terus mendukung semua upaya ke arah ini," tambah pernyataan itu.
Senin malam, Kementerian Luar Negeri Kuwait mengumumkan bahwa Qatar dan Arab Saudi telah setuju untuk membuka kembali wilayah udara dan perbatasan mereka. Perkembangan tersebut menandai terobosan dalam upaya untuk mengakhiri krisis diplomatik yang telah melilit Qatar dalam blokade yang dilakukan oleh Arab Saudi, UEA, Bahrain, dan Mesir, sejak Juni 2017.
Keempat negara telah memutuskan hubungan dengan Qatar karena dianggap mendukung terorisme dan mencampuri urusan internal. Keempat memutuskan memberlakukan blokade darat, laut, dan udara terhadap Qatar.
Qatar, dengan dukungan Turki, secara konsisten membantah tuduhan tersebut dan menyuarakan kesiapan dialog untuk mengakhiri kebuntuan.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: