Faid memiliki berat hanya 7 kg dan tubuhnya yang kecil serta rapuh hanya membutuhkan seperempat selimut rumah sakit yang terlipat. Keluarganya harus melakukan perjalanan dari Al-Jawf, 170 km (105 mil) utara Sanaa, melalui pos pemeriksaan dan jalan rusak, untuk membawanya ke rumah sakit.
“Dia hampir meninggal ketika dia tiba (di rumah sakit) tapi alhamdulillah kami bisa melakukan apa yang diperlukan dan dia mulai pulih. Dia menderita CP (cerebral palsy) dan malnutrisi parah,†kata Rageh Mohammed, dokter pengawas bangsal malnutrisi rumah sakit Al-Sabeen, seperti dikutip dari
Reuters, Selasa (5/1)
Karena tidak mampu membayar pengobatan atau perawatan Faid, keluarga tersebut bergantung pada sumbangan untuk merawatnya.
Kelaparan tidak pernah diumumkan secara resmi di Yaman, di mana perang enam tahun telah menyebabkan 80 persen populasi bergantung pada bantuan dalam apa yang menurut PBB sebagai krisis kemanusiaan terbesar di dunia.
Peringatan PBB pada akhir 2018 tentang kelaparan yang akan datang mendorong peningkatan bantuan. Tetapi pembatasan virus corona, pengurangan pengiriman uang, belalang, banjir, dan kekurangan dana yang signifikan dari respons bantuan tahun 2020 memperburuk kelaparan.
Perang di Yaman, di mana koalisi pimpinan Saudi telah memerangi gerakan Houthi yang berpihak pada Iran sejak 2015, telah menewaskan lebih dari 100 ribu orang dan membuat negara itu terpecah, dengan Houthi menguasai Sanaa dan sebagian besar pusat kota utama.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: