Dalam penyataan yang dirilis di akun Twitter-nya,
@BarackObama, ia menyebut insiden di Capitol Hill akan tercatat dalam sejarah Amerika sebagai sebuah aib besar.
"Sejarah akan dengan tepat mengingat kekerasan hari ini di Capitol, yang dipicu presiden petahana yang terus berbohong tanpa dasar tentang hasil pemilihan yang sah, sebagai momen penghinaan dan aib besar bagi bangsa kita," kata Obama.
Obama mengatakan, selama dua bulan terakhir, sebuah partai politik, merujuk pada Partai Republik, dan media yang mendukungnya telah menolak untuk mengakui kenyataan bahwa Joe Biden telah menjadi presiden terpilih dan akan dilantik pada 20 Januari 2021.
Lebih lanjut, Obama mengatakan, para pemimpin Republik saat ini memiliki pilihan yang jelas.
"Sekarang, para pemimpin Republik memiliki pilihan jelas di kamar demokrasi yang telah dinodai," ujarnya.
"Mereka bisa terus menyusuri jalan ini dan terus mengobarkan api yang sudah berkobar. Atau mereka dapat memilih kenyataan dan mengambil langkah pertama untuk memadamkan api. Mereka bisa memilih Amerika," tambahnya.
Dalam pernyataannya Obama juga mengatakan, dalam beberapa hari, pekan, atau bulan ke depan, pemerintahan Biden akan berupaya untuk mengembalikan tujuan bersama bangsa.
"Ini tergantung pada kita semua sebagai orang Amerika, terlepas dari partai apapun, untuk mendukungnya," pungkas Obama.
Kerusuhan di Capitol bermula ketika para pendukung Trump yang memenuhi Washington DC berupaya untuk mengagalkan Sidang Kongres yang bertujuan mengesahkan kemenangan Biden.
Aksi para pendukung Trump semakin keras ketika mereka berupaya merangsek masuk gedung dan bentrok dengan petugas keamanan.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: