Pengguna web China sepertinya masih mengingat kesusahan dan kemarahan yang mereka rasakan ketika melihat perusuh di Hong Kong menyerbu Kompleks Dewan Legislatif, mencoret-coret grafiti, menghancurkan dan merampok barang.
Dan alih-alih mengutuk kekerasan, politisi AS saat itu malah memuji 'keberanian' massa. Media Barat juga mengkritisi 'pengekangan' para perusuh, dan Ketua DPR Nancy Pelosi bahkan menyebutnya sebagai 'pemandangan yang indah'.
Sekarang, 'pemandangan indah' ini sedang berlangsung di AS. Seorang netizen Tiongkok berkomentar, "Pelosi bisa menikmati pemandangan yang indah - bahkan di meja kantornya! Sudah sekian lama, politisi AS menyebut perusuh 'pejuang kemerdekaan' di negara lain. Sekarang, mereka akhirnya mendapat pembalasan!"
"Rasanya seperti menonton film aksi yang mendebarkan," ungkap netizen tersebut, seperti dikutip dari
Global Times, Kamis (7/1).
Banyak netizen China mengaku dalam komentar mereka bahwa mereka melihat kekacauan di AS saat ini sebagai balas dendam.
"Setelah memicu begitu banyak kekacauan di seluruh dunia dengan dalih kebebasan dan demokrasi, AS akhirnya merasakan 'karma' dari standar ganda," kata mereka.
Shen Yi, seorang profesor di Sekolah Hubungan Internasional dan Urusan Masyarakat Universitas Fudan, mengatakan kepada Global Times bahwa komentar pengguna internet China tentang penyerbuan Capitol adalah "perasaan orang China yang polos dan benar dan tulus."
Apa yang terjadi di Capitol AS dan tanggapan AS terhadapnya telah meledakkan gelembung "demokrasi" dan "kebebasan" dan "nilai universal" yang telah lama digunakan AS untuk membujuk orang lain, kata Shen.
Penyerbuan Capitol AS terjadi pada titik simbolis transisi kekuasaan, dan ini pertama kalinya terjadi dalam sejarah AS. Netizen berkomentar bahwa momen simbolis ini dengan jelas menunjukkan 'jatuhnya mercusuar demokrasi'.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: