Pasalnya, Amerika Serikat, sebuah negara yang kerap jadi rujukan banyak negara dalam hal penegakkan demokrasi, justru mengalami ganjalan hebat dalam proses demokrasinya.
Massa pendukung Presiden Amerika Serikat Donald Trump menggeruduk Capitol Hill, tempat di mana kongres tengah menggelar sidang untuk melakukan sertifikasi kemenangan Joe Biden sebagai presiden Amerika Serikat terpilih dalam pemilu presiden akhir 2020 lalu.
Sayangnya, pengunjuk rasa pro-Trump berbuat anarkis dengan memaksa masuk ke Capitol Hill dan menyebabkan sesi sidang terganggu dan evakuasi darurat terpaksa dilakukan.
Di sisi lain, Trump bersikukuh tidak menerima kekalahannya dalam pemilu yang lalu.
Kejadian itu pun mengundang sorotan mata dunia, termasuk Presiden Kuba Miguel Diaz-Canel Bermudez.
Melalui Twitternya dia menyindir keras kejadian tersebut. Dia mengunggah foto adegan kerusuhan yang terjadi di Capitol Hill seraya menuliskan kutipan berikut:
"... orang yang mengamati bagaimana di Amerika Serikat, alih-alih memperketat penyebab persatuan, mereka melonggarkan; alih-alih memecahkan masalah kemanusiaan, mereka mereproduksi ... " tulisnya.
Kutipan yang diangkatnya itu adalah kutipan pernyataan dari Jose Marti, seorang filsuf-penyair Kuba dari tahun 1800-an.
Selain itu, Jose Marti juga dikenang sebagai seorang pemimpin gerakan kemerdekaan Kuba yang sangat dihormati. Berkat jasanya, dia dipandang sebagai pahlawan rakyat Kuba.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: