Serhiy Korotkikh, pemimpin gerakan Azov Ukraina, yang telah dicap sebagai 'kelompok kebencian nasionalis' oleh Departemen Luar Negeri AS, menyambut kerusuhan AS dengan istilah rasis yang terbuka.
"The Whites, akhirnya, telah memutuskan untuk bertindak dan mengambil alih Gedung Capitol," tulisnya di Telegram. "Ini bagus, meski kali ini mungkin tidak akan menghasilkan apa-apa. Tapi saya pikir ini memberi kami kesempatan. Los blancos masih di sini, dan kami tahu apa yang harus dilakukan."
Andreas Umland, yang telah banyak menulis tentang ekstremisme politik di seluruh dunia, dalam postingan Facebook mengatakan bahwa Trump tidak didorong secara ideologis seperti banyak tokoh sayap kanan di seluruh dunia.
"Istilah-istilah seperti 'fasis' tidak terdengar tepat baginya, karena mereka mengasumsikan tingkat informasi ideologis minimal yang tidak dimiliki Trump," tulis Umland, seperti dikutip dari
Radio Liberty. "Tetap saja, dia dicintai oleh kelompok paling kanan - tidak hanya di Amerika Serikat tetapi di seluruh dunia."
Anton Shekhovtsov, seorang dosen di Universitas Wina yang mengkhususkan diri dalam neo-Nazisme dan gerakan ekstremis lainnya di Rusia, juga sepakat bahwa Trump sangat cocok berada di antara "populisme sayap kanan kontemporer di Eropa" yang didasarkan pada kombinasi dari nativisme, otoritarianisme, dan populisme.
Di Belarus, saluran Telegram pro-Lukashenko, mengatakan adanya standar ganda dalam menggambarkan protes Belarusia dan kerusuhan Washington.
"Mari kita sebut sesuatu dengan nama asli mereka. Itu bukan pemberontakan tetapi 'protes damai yang dilindungi oleh Amandemen Kedua pada konstitusi,' tulis saluran tersebut, mengutip ketentuan dalam Konstitusi AS yang melindungi hak untuk memiliki senjata.
"Itu bukan gerombolan pemberontak tetapi 'pejuang untuk nilai-nilai demokrasi', itu bukan pogrom di Capitol, tapi 'tamasya pendidikan dengan elemen interaktif'," tulisnya.
Kepala Gerakan untuk Perubahan Montenegro yang pro-Serbia dan pro-Rusia, Nebojsa Medojevic, yang juga seorang penggila Trump, turun ke Twitter untuk menggambarkan Trump sebagai presiden AS pertama sejak Kennedy yang menentang deep state dan penguasa dari bayang-bayang.
"Mereka harus mengatur pencurian besar-besaran pemilu dan menghancurkan demokrasi untuk menghentikannya," tulis Medojevic, yang mendukung klaim Trump bahwa ada penipuan suara pemilihan.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: