Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Pemimpin Tertinggi Iran Melarang Penggunaan Vaksin Covid-19 Produksi AS Dan Inggris

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Sabtu, 09 Januari 2021, 14:23 WIB
Pemimpin Tertinggi  Iran Melarang Penggunaan Vaksin Covid-19 Produksi AS Dan Inggris
Vaksin Covid-19/Net
rmol news logo Iran tidak akan mengimpor vaksin Covid-19 dari Amerika Serikat maupun dari Inggris. Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei telah mengumumkan pelarangan impor vaksin dari dua negara itu karena dia tidak 'mempercayai' mereka.

"Impor vaksin AS dan Inggris, dilarang. Saya telah mengatakan ini kepada para pejabat dan saya mengatakannya secara terbuka sekarang," kata Khamenei, dalam pidatonya yang disiarkan langsung di televisi pada 8 Januari, seperti dikutip AFP, Sabtu (9/1).

Perusahaan AS Pfizer dan Moderna, serta AstraZeneca Inggris, telah mengembangkan vaksin virus corona. Negara lain, termasuk Rusia dan China, telah mengembangkan vaksinnya sendiri.

Khamenei secara terus terang mengatakan alasan tidak mempercayai vaksin buatan dua negara itu.  Menurutnya, AS dan Inggris hanya menjadikan negara lain sebagai uji coba vaksin mereka.

Khamenei mengatakan Iran dapat memperoleh vaksin dari “tempat terpercaya lainnya” dan memuji upaya negara itu sendiri untuk mengembangkan vaksin Covid-19 dalam negeri.

Para pejabat Iran telah mengatakan sebelumnya bahwa mengimpor vaksin Pfizer, yang harus dikirim dan disimpan pada suhu minus 70 derajat Celcius (minus 94 derajat Fahrenheit), juga menimbulkan tantangan logistik utama bagi Iran.

Iran adalah negara yang memiliki kasus Covid-19 terparah di Timur Tengah. Sampai dengan Kamis, angka kasus Covid-19 di negara itu mencapai lebih dari 1,2 juta, dengan hampir 56.000 kematian.

Analis mempertanyakan keakuratan angka-angka itu, dan mengatakan mereka berpikir angka sebenarnya bisa jauh lebih tinggi.

Negara itu bulan lalu meluncurkan uji coba pada manusia terhadap kandidat vaksin dalam negeri, dengan mengatakan itu dapat membantu dalam kekalahan epidemi mengingat sanksi AS yang memengaruhi kemampuannya untuk mengimpor vaksin.

Kepala bank sentral Iran Abdolnaser Hemmati mengatakan Teheran telah membayar sekitar 244 juta dolar AS untuk impor awal 16,8 juta dosis vaksin dari misi COVAX, sebuah program distribusi vaksin Covid-19  global yang dipimpin oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Namun, pejabat Iran mengatakan negara tersebut belum menerima pengiriman apa pun sejauh ini. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA