“Mengimpor vaksin yang dibuat di AS atau Inggris dilarang. Mereka sama sekali tidak bisa dipercaya. Bukan tidak mungkin mereka ingin mencemari negara lain,†Khamenei dalam cuitannya, seperti dikutip dari
Times Of Israel, Minggu (10/1).
“Mengingat pengalaman kami dengan suplai darah Prancis yang tercemar HIV, vaksin Prancis juga tidak dapat dipercaya,†kata pemimpin Iran itu seraya menambahkan tagar #CoronaVaccine dalam cuitannya.
Tak lama, Twitter kemudian menghapus tweet tersebut dan menggantinya dengan pesan yang mengatakan "tidak lagi tersedia karena melanggar Peraturan Twitter".
Seorang juru bicara Twitter mengatakan pada hari Sabtu (9/1) bahwa tweet itu "melanggar, khususnya kebijakan informasi menyesatkan Covid-19 kami."
"Pemilik akun akan diminta untuk menghapus Tweet yang melanggar sebelum mendapatkan kembali akses ke akun mereka," kata juru bicara raksasa jaringan sosial yang berbasis di AS itu.
Hingga saat ini Republik Islam telah melaporkan lebih dari 1,2 juta kasus virus korona baru, yang telah menyebabkan lebih dari 56.000 kematian.
Mereka menuduh Amerika Serikat menghambat aksesnya ke vaksin melalui sanksi keras.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: