Konflik yang berlangsung selama enam minggu itu diketahui sempat menyebabkan pertumpahan darah. Namun pada akhirnya, konflik berhenti dengan gencatan senjata dna perjanjian damai antara Azerbaijan dan Armenia yang dimediasi oleh Rusia, di bawah kepemimpinan Putin.
Namun Putin tidak menghentikan tugasnya sampai di situ. Pada awal pekan ini, dia menindaklanjuti hal itu dengan mengajak pemimpin dua negara tersebut, yakni Presiden Azerbaijan Ilham Aliyev dan Perdana Menteri Armenia Nikol Pashinyan, untuk duduk satu meja dan membahas langkah selanjutnya ke depan, mengenai gencatan senjata Nagorno-Karabakh.
Putin menjamu keduanya di satu meja yang sama di Kremlin pada Senin (11/1).
Ini adalah pertemuan pertama Pashinyan dan Aliyev itu sejak gencatan senjata pada November lalu.
Al Jazeera menggambarkan bahwa dalam pertemuan itu, Pashinyan dan Aliyev tidak berjabat tangan. Keduanya hanya bertukar salam singkat saat mereka duduk di meja oval di seberang Putin.
Dalam pertemuan tersebut, Putin mengatakan bahwa perjanjian damai telah berhasil dilaksanakan.
"(Hal ini) menciptakan dasar yang diperlukan untuk penyelesaian jangka panjang dan format penuh dari konflik lama," jelas Putin.
Perlu diketahui bahwa meski perjanjian yang dimediasi Rusia November lalu mengakhiri konflik antara tentara Azerbaijan dan pasukan Armenia, namun ketegangan tetap ada. Hal itu terlihat dari adanya pertempuran sporadis, tawanan perang yang terus ditahan oleh kedua belah pihak, dan ketidaksepakatan mengenai bagaimana koridor transportasi baru yang prospektif yang memotong wilayah tersebut akan bekerja.
Pertemuan awal pekan ini dilakukan untuk membicarakan lebih lanjut soal tantangan yang perlu dihadapi setelah perjanjian damai dibuat.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: