Mantan Jaksa Agung AS Alberto Gonzales mengungkapkan hal tersebut kepada FOX Business pada Senin (11/1). Dia mengatakan bahwa dominasi media sosial perlu dipantau dengan hati-hati di tingkat federal.
“Sejujurnya saya khawatir tentang dominasi. Saya pikir itu perlu dipantau dengan hati-hati di tingkat federal,†kata Gonzales, seperti dikutip dari
Fox News, Senin (11/1).
Komentarnya itu muncul setelah Parler, sebuah aplikasi yang populer di kalangan konservatif dan pendukung Presiden Trump, secara resmi offline setelah Amazon, Apple, dan Google, kompak menarik dukungan mereka untuk aplikasi itu.
Menurut Gonzales bukan tidak mungkin bahwa perusahaan-perusahaan ini merasa tertekan dan khawatir jika platform mereka digunakan dan 'terlibat' dalam segala aksi yang berujung kekerasan. Ia menekankan harus ada antisipasi dengan melakukan pengawasan.
"Mungkin platform ini, perusahaan-perusahaan ini, dapat melakukan sesuatu yang lebih untuk memperingatkan penegak hukum,†lanjut Gonzales.
Platform media sosial Twitter telah memblokir permanen akun Trump sejak Jumat (8/1) karena dianggap telah melanggar peraturan perusahaan dan dianggap dapat menimbulkan kekacauan lebih lanjut pasca kerusuhan.
Sementara Facebook menangguhkan akun milik presiden hingga 20 Januari mendatang, bahkan mungkin diperpanjang.
“Reaksinya tidak mengherankan sama sekali. Saya tidak tahu apakah ini akan mengakibatkan Kongres mengeluarkan semacam undang-undang atau tidak. Saya tahu bahwa perusahaan selalu mengkhawatirkan hal itu. Jadi mereka ingin tampil di hadapan Kongres seolah-olah ada, sebenarnya, mengawasi diri mereka sendiri,†kata Gonzales.
Ia menambahkan bahwa penggunaan platform media sosial untuk hal yang memicu kerusuhan tidak baik untuk bisnis, dan itu yang saat ini sedang dikhawatirkan perusahaan.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: