Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Ilmuwan NASA Akui Kesalahan Karena Berbohong Tidak Terlibat Dengan Pemerintah China

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/sarah-meiliana-gunawan-1'>SARAH MEILIANA GUNAWAN</a>
LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN
  • Kamis, 14 Januari 2021, 09:50 WIB
Ilmuwan NASA Akui Kesalahan Karena Berbohong Tidak Terlibat Dengan Pemerintah China
NASA/Net
rmol news logo Seorang ilmuwan senior NASA, Meyya Meyyappan mengaku bersalah karena telah berbohong mengenai partisipasinya dalam Program Seribu Bakat milik pemerintah China.
Selamat Menunaikan Ibadah Puasa

Departemen Kehakiman Amerika Serikat (AS) pada Rabu (13/1) mengungkap bahwa lelaki 66 tahun asal Pacifica, California itu mengakui keterlibatannya dalam program tersebut.

Program Seribu Bakat merupakan upaya pemerintah China merekrut orang-orang yang akrab dengan teknlogi dan kekayaan intelektual, serta memegang jabatan profesor di universitas di China, Korea Selatan, dan Jepang.

Meyyappan sendiri mengajukan pembelaannya di hadapan Hakim Distrik AS di Manhattan, Kevin Castel, seperti dikutip Reuters.

Jaksa penuntut menyebut Meyyappan meyembunyikan partisipasinya dari NASA dan Kantor Etika Pemerintah AS. Ia juga berbohong kepada penyelidik dalam interogasi pada 27 Oktober bahwa ia bukan anggota Program Seribu Bakat dan tidak memegang jabatan profesor di China.

Menurut jaksa penuntut, Meyyappan bergabung dengan NASA sejak 1996. Ia kemudian menjadi kepala ilmuwan untuk teknologi eksplorasi di Ames Research Center di Silicon Valley California pada 2006.

Meyyapan terancam hukuman enam bulan penjara di bawah pedoman federal yang kemungkinan hukuman itu dimulai pada 16 Juni.

Hingga saat ini, baik pengacara Meyyappan maupun pihak NASA belum memberikan komentar.

AS sendiri tengah berupaya menekan pengaruh China di antara para akademisi dan peneliti.

Januari lalu, Departemen Kehakiman menuduh mantan ketua departemen kimia Universitas Harvard, Charles Lieber berbohong tentang keterlibatannya dalam Program Seribu Bakat dan pendanaan penelitian yang diberikan China kepadanya. Tetapi Lieber mengaku tidak bersalah. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA