Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Tertekan Oleh Uni Eropa, Presiden Vucic Nyaman Bergandengan Dengan China Dan Rusia

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Kamis, 14 Januari 2021, 15:01 WIB
Tertekan Oleh Uni Eropa, Presiden Vucic Nyaman Bergandengan Dengan China Dan Rusia
Presiden Serbia Aleksandar Vucic/Net
rmol news logo Tekanan yang dihadapi Serbia dari Uni Eropa akan membuat negara yang dipimpin Aleksandar Vucic itu semakin merekatkan dirinya dengan China dan Rusia.  

James Ker-Lindsay, seorang profesor tamu dan pakar Balkan Barat di London School of Economics (LSE ) mengatakan bahwa sebenarnya Uni Eropa bisa membaca hal itu.

Dalam wawancaranya dengan Radio Free Europe (RFE) pada Rabu (13/1), ia mengungkapkan, Serbia tidak akan pernah mengakui Kosovo, hal yang belakangan terus-terusan digaungkan Uni Eropa untuk menekan Serbia. Serbia juga tidak akan pernah memusuhi China dan Eropa.

"Serbia tidak mendukung resolusi PBB dan Uni Eropa yang mengutuk Rusia dan China dan negara-negara otokratis lainnya, karena melanggar hak asasi manusia. Serbia merasa ditekan karena mengandalkan dukungan mereka untuk tidak mengakui kemerdekaan Kosovo. Itu sepertinya akan bertahan sampai masalah diselesaikan,” kata Ker-Lindsay.

Jika Brussels menekan Beograd, ia tahu bahwa Serbia tidak dapat memusuhi Rusia dan China karena Kosovo, katanya.

Uni Eropa mungkin akan secara terang-terangan mengatakan ini kepada Serbia: "Dengar, jika Anda ingin bergabung dengan blok, Anda harus menyesuaikan kebijakan luar negeri Anda.“

Kekecewaan Vucic terhadap Uni Eropa sudah semakin memuncak sejak awal pandemi. Bahkan, saat Serbia menyatakan keadaan darurat Covid, tidak ada satu pun negara Eropa yang membantunya.

"Solidaritas Eropa tidak ada," katanya ketika itu. Satu-satunya penyelamat Serbia adalah China. Ini bisa dibilang ekspresi komparatif paling eksplisit, Vučić yang mendukung China daripada UE.

Selama beberapa minggu berikutnya, China menyediakan pasokan dan peralatan medis ke Serbia, dan sebagai gantinya, outlet media pro-pemerintah Serbia menuliskan pesan  pro-China di seluruh Beograd. Video Vučić dengan antusias mencium bendera Tiongkok pun menjadi viral.

Baru-baru ini, dalam konteks dialog Beograd-Pristina, Vučić menyatakan:
"Anda dapat berbicara dengan beberapa orang di Eropa sebanyak yang Anda inginkan, tetapi percaya atau tidak, mereka tidak pernah benar-benar mendengarkan Anda. Mereka memiliki agenda masing-masing, dan bagi mereka, presiden Serbia yang hebat akan menjadi orang yang akan menerima semua tuntutan, tekanan, dan pemerasan mereka.

Dari pernyataan itu sudah sangat jelas bahwa Vucic tampaknya frustrasi dengan UE. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA