Pasalnya, pada Kamis (14/1) waktu setempat, Departemen Pertahanan Amerika Serikat menambahkan sembilan perusahaan China ke daftar daftar perusahaan yang diklaim dimiliki atau dikendalikan oleh militer China. Satu di antara sembilan perusahaan tersebut yang paling mencuri perhatian publik adalah Xiaomi.
Dengan demikian, bisnis yang masuk dalam daftar tersebut akan tunduk pada pembatasan yang keras, termasuk larangan investasi Amerika.
Pembatasan ini merupakan kabar buruk bagi Xiaomi, yang baru-baru ini melampaui Apple (AAPL) untuk menjadi pembuat smartphone terbesar ketiga di dunia, merujuk pada firma intelijen pasar IDC.
Sebagai dampak dari keputusan Amerika Serikat itu, saham Xiaomi anjlok lebih dari 10 persen di Hong Kong pada Jumat (15/1).
Sementara itu, seperti dikabarkan
CNN, Pentagon sendiri dalam sebuah pernyataan mengatakan bahwa pihaknya bertekad untuk menyoroti dan melawan hubungan antara militer China dan perusahaan yang "tampaknya merupakan entitas sipil" tetapi mendukung militer dengan teknologi dan keahlian canggih.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: