Dalam pernyataannya pada Jumat (15/1), ia menolak hasil awal yang disebutnya 'benar-benar palsu', di mana petahana Presiden Yoweri Museveni unggul telak atas dirinya.
Dilaporkan
AFP, Sabtu (16/1), Museveni memperoleh 62 persen suara sementara penantang utama Bobi Wine tertinggal dengan 30 persen dengan sekitar 37 persen suara dihitung.
Wine dalam pernyataannya menuding adanya kecurangan dalam pemilihan, seperti pengisian kotak suara, dan menuding adanya pemukulan dan pengusiran terhadap perwakilan pemungutan suara partainya di bagian utara dan barat Uganda.
"Saya sangat yakin bahwa kami telah mengalahkan diktator sejauh ini. Saya menyerukan kepada semua orang Uganda untuk menolak pemerasan itu. Kami pasti telah memenangkan pemilihan dan sejauh ini kami memenangkannya," kata Wine kepada wartawan.
"Apa pun yang dideklarasikan adalah tipuan total, kami menolaknya dan kami memisahkan diri dengannya."
Sudah tiga hari koneksi internet di Uganda terputus sejak dimulainya jajak pendapat pada Kamis (14/1).
Saat hasilnya masuk, Wine mengatakan dalam sebuah wawancara di rumahnya bahwa tentara telah melompati pagar perimeter kompleksnya dan memukuli penjaga keamanannya sebelum mengambil posisi di sekitar rumahnya.
"Mereka melompati pagar saya. Mereka masuk ke dalam kompleks saya. Mereka ada di sini sekarang. Saya tidak tahu mengapa mereka ada di sini. Tapi saya membayangkan mereka di sini untuk menyakiti saya. Saya merasa terancam," kata pria 38 tahun itu.
Dia mengatakan bahwa dirinya menghadapi tentara-tentara itu, yang sesekali mengacungkan pistol ke arahnya dan jurnalis, dan menolak untuk menanggapi atau pergi.
Sementara, wakil jurubicara militer, Deo Akiiki, mengatakan tentara berada di sana untuk memberikan keamanan dan telah menghentikan tiga orang yang mencoba untuk menerobos masuk.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: