Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Bukan Kelelawar, Ahli Virologi China Ini Sebut Asal-usul Virus Corona Berasal Dari Cerpelai

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Sabtu, 16 Januari 2021, 17:29 WIB
Bukan Kelelawar, Ahli Virologi China Ini Sebut Asal-usul Virus Corona Berasal Dari Cerpelai
Hewan Cerpelai/Net
rmol news logo Tim ahli Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) saat ini tengah berada di Wuhan, tempat yang selama ini disebut-sebut menjadi titik awal penyebaran virus corona. Di sana para ahli juga memiliki misi untuk menyelidiki bagaimana virus tersebut berpindah dari hewan ke manusia.

Dugaan yang berkembang selama ini bahwa virus berasal dari kelelawar. Di tengah penyelidikan tersebut, ilmuwan Institut Virologi Wuhan, Shi Zhengli, yang dijuluki ’Wanita Kelelawar China’ justru mengatakan dalam sebuah artikel terbarunya, bahwa asal-usul virus corona kemungkinan besar berasal dari hewan mink atau cerpelai.

Dilaporkan Global Times, Sabtu (16/1), Shi kemudian meminta bantuan dari dunia internasional untuk menyelidiki sampel dari hewan yang lebih rentan tersebut, untuk menentukan kapan sebenarnya virus berpindah ke manusia.

Shi bersama Zhou Peng, seorang ilmuwan juga dari institut tersebut, bersama-sama menerbitkan sebuah artikel berjudul ‘SARS-CoV-2 spillover events’, di Majalah Science baru-baru ini. Dalam artikel tersebut keduanya mengatakan, setelah wabah Covid-19  ditemukan di Wuhan,  beberapa kelompok kemudian melaporkan virus corona terkait SARS pada kelelawar tapal kuda di China dan trenggiling yang diselundupkan dari negara-negara Asia Selatan.

Ahli virologi China lain mengatakan, artikel Shi membuktikan bahwa misteri asal mula virus membutuhkan penyelidikan di banyak negara dan penelitian pada lebih banyak spesies hewan.

Ahli tersebut juga mengatakan bahwa  penyelidikan WHO di Wuhan, meskipun tidak mungkin menemukan jawaban dari mana virus berasal, akan meletakkan dasar yang baik untuk penyelidikan lebih lanjut di lebih banyak negara.

Namun demikian, para ahli juga menekankan bahwa artikel Shi tidak menunjukkan bahwa mink adalah inang aslli dari virus. Mereka berpendapat ilmuwan di berbagai bidang perlu memperdalam penelitian urutan genom mink untuk membuktikan kemungkinan tersebut.

Sementara itu, infeksi Covid-19 di peternakan cerpelai telah dilaporkan di delapan negara, termasuk Belanda, Prancis, Italia, dan AS, menurut WHO.

Hal itu diamini Shi dalam artikelnya, dia mengatakan bahwa memang ada bukti terbatas penularan SARS-CoV-2 dari hewan ke manusia kecuali mink.

“Ada bukti terbatas penularan SARS-CoV-2 dari hewan ke manusia kecuali cerpelai,” ungkapnya.

Analisis evolusioner genom virus dari kelelawar dan trenggiling menunjukkan adanya adaptasi lebih lanjut, baik pada inang hewan atau manusia, terjadi sebelum virus menyebabkan pandemi Covid-19. Oleh karena itu, spesies hewan yang memiliki kepadatan populasi yang tinggi, seperti cerpelai, kemungkinan besar akan menjadi inang asli virus corona.

“Bukti saat ini juga mempertanyakan asal hewan virus di pasar makanan laut di Wuhan, karena kami telah menemukan virus di permukaan paket makanan impor, dan antibodi virus corona ditemuka.

Studi Shi diterbitkan di tengah perjalanan penyelidikan tim ahli WHO ke Wuhan, yang menurut para ahli kesehatan China akan membantu para ahli di seluruh dunia mengeksplorasi lebih banyak kemungkinan tentang asal-usul virus. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA