Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Bloomberg: 51 Negara Sudah Suntikkan 39,7 Juta Dosis Vaksin Covid-19

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/sarah-meiliana-gunawan-1'>SARAH MEILIANA GUNAWAN</a>
LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN
  • Minggu, 17 Januari 2021, 10:41 WIB
Bloomberg: 51 Negara Sudah Suntikkan 39,7 Juta Dosis Vaksin Covid-19
Ilustrasi/Net
rmol news logo Setidaknya sudah ada 51 negara di dunia yang sudah memulai kampanye vaksinasi terbesar dalam sejarah.

Data yang dikumpulkan oleh Bloomberg pada Minggu (17/1) menunjukkan, lebih dari 39,7 juta dosis vaksin Covid-19 sudah disuntikkan dengan tingkat rata-rata vaksinasi secara keseluruhan di dunia mencapai 2,44 juta dosis per hari.

Sejak dimulai pada 14 Desember, Amerika Serikat (AS) sudah menyuntikkan 13,7 juta dosis vaksin Covid-19. Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) menyebut kelompok pertama yang divaksinasi adalah petugas kesehatan.

Dalam sepekan terakhir, AS menyuntikkan rata-rata 849.387 dosis per hari. Di seluruh AS, 4.2 dosis telah diberikan untuk setiap 100 orang, dan 44 persen dosis yang didistribusikan ke negara bagian telah diberikan.

Selain AS, beberapa negara yang sudah mencapai angka vaksinasi yang besar adalah China dengan 9 juta dosis, Uni Eropa dengan 4,8 juta dosis, Inggris dengan 4 juta dosis, Israel dengan 2,2 juta dosis, Uni Emirat Arab dengan 1,7 juta dosis, dan Rusia dengan 1,5 juta dosis.

Setiap negara menyuntikkan vaksin Covid-19 yang berbeda. Saat ini sudah ada beberapa vaksin yang mendapatkan iin penggunaan darurat di banyak negara, yaitu Pfizer-BioNTech, Moderna, AstraZeneca, Novavax, Johnson&Johnson, Sinovac, Gamaleya, Cansino, dan Sinopharm.

Sejauh ini total dosis vaksin yang ada belum mampu untuk menyuntik seluruh populasi global, yaitu 7,8 miliar orang.

Berdasarkan perhitungan Bloomberg, sudah ada 8,33 miliar dosis vaksin yang diamankan. Artinya, sekitar setengah dari populasi global sudah dapat divaksin karena vaksinasi Covid-19 umumnya menggunakan dua dosis.

Sementara itu, beberapa negara mungkin harus menunggu hingga 2022 atau lebih sebelum persediaan tersedia secara luas. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA