Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

FBI Selidiki Aliran Dana Asing Yang Masuk Ke Kantong Perusuh Capitol Hill

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/sarah-meiliana-gunawan-1'>SARAH MEILIANA GUNAWAN</a>
LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN
  • Minggu, 17 Januari 2021, 14:41 WIB
FBI Selidiki Aliran Dana Asing Yang Masuk Ke Kantong Perusuh Capitol Hill
Kerusuhan di Capitol Hill, Washington DC pada Rabu, 6 Januari 2021/Net
rmol news logo Biro Investigasi Federal (FBI) dilaporkan tengah melakukan penyelidikan dugaan campur tangan asing dalam insiden kerusuhan di Capitol Hill pada Rabu (6/1).

Mengutip seorang sumber, NBC News pada Sabtu (16/1) melaporkan, FBI mencoba memeriksa apakah perusuh yang berada di Capitol Hill didanai oleh pemerintah, organisasi, atau individu asing.

Investigasi dimulai dengan memeriksa pembayaran dana asing sebesar 500 ribu dolar AS yang diungkap oleh perusahaan analitik blockchain, Chainalysis pada Kamis (14/1).

Seorang programmer komputer Prancis dilaporkan mentransfer 28,15 bitcoin atau sekitar 522 ribu dolar AS ke 22 alamat terpisah dalam satu transaksi. Dalam dalam laporan NBC News, dia bunuh diri tak lama setelah transaksi.

Investigasi lebih lanjut mengungkapkan bahwa sebagian dari dana itu diduga milik aktivis sayap kanan dan orang-orang yang aktif di internet, salah satunya adalah Nick Fuentes. Fuentes merupakan seorang podcaster yang bergabung dengan aksi protes, tetapi ia tidak ikut masuk ke gedung Capitol.

Fuentes dikabarkan mendapat dana sebesar 250 ribu dolar AS dalam transaksi itu.

Pada Jumat (15/1), FBI mengeluarkan buletin, menuduh bahwa partai-partai Rusia, Iran, dan China telah "mengambil kesempatan untuk memperkuat narasi demi kepentingan kebijakan mereka di tengah transisi presiden. Saat ini FBI sedang mencari peserta dalam penyerbuan Capitol, di mana ratusan orang telah dituntut.

Empat komite di DPR AS, termasuk Komite Intelijen, Komite Keamanan Dalam Negeri, Komite Kehakiman, dan Komite Pengawasan dan Reformasi, telah meminta data dari penegak hukum dan badan intelijen terkait kerusuhan.

Pada 6 Januari, kerusuhan dipicu oleh aksi protes para pendukung Presiden Donald Trump yang menolak hasil pemilu. Demokrat, anggota parlemen, dan berbagai pihak lainnya menuding Trump bertanggung jawab dalam insiden tersebut karena mengajak pendukungnya untuk berkumpul guna menganggu pengesahan kemenangan Joe Biden. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA