Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Dua Hakim Wanita Mahkamah Agung Afghanistan Tewas Ditembak Pria Misterius Di Kabul

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Senin, 18 Januari 2021, 08:33 WIB
Dua Hakim Wanita Mahkamah Agung Afghanistan Tewas Ditembak Pria Misterius Di Kabul
Anggota pasukan keamanan Afghanistan memeriksa lokasi serangan terhadap dua hakim wanita di Kabul, Minggu 17 Januari 2021/Net
rmol news logo Dua hakim wanita yang bertugas di  Mahkamah Agung Afghanistan tewas ditembak pria misterius bersenjata dalam sebuah serangan yang terjadi di ibu kota Kabul pada Minggu (17/1) dini hari waktu setempat

Juru bicara Mahkamah Agung, Ahmad Fahim Qaweem, mengatakan bahwa penyerangan terhadap kedua hakim wanita itu terjadi saat mereka sedang menuju kantor dengan kendaraan dinasnya.

“Sayangnya, kami kehilangan dua hakim wanita dalam serangan hari ini. Sopir mereka terluka,” kata Qaweem, seperti dikutip dari AFP, Minggu (17/1).

“Ada lebih dari 200 hakim wanita yang bekerja untuk pengadilan tinggi negara itu,” tambahnya.

Polisi Kabul membenarkan serangan itu.

Kekerasan di seluruh Afghanistan terus mengalami peningkatan dalam beberapa bulan terakhir, meskipun ada pembicaraan damai antara Taliban dan pemerintah - terutama di Kabul, di mana ada tren baru pembunuhan yang menargetkan sejumlah tokoh terkenal dengan maksud untuk menebar ketakutan di wilayah yang bergejolak tersebut.

Dalam beberapa bulan terakhir, beberapa warga Afghanistan terkemuka - termasuk politisi, jurnalis, aktivis, dokter dan jaksa - telah dibunuh dalam serangan siang hari yang sering terjadi di Kabul dan kota-kota lain.

Para pejabat Afghanistan menyalahkan Taliban atas serangan itu, tuduhan yang dibantah oleh kelompok pemberontak itu. Beberapa dari pembunuhan ini telah diklaim oleh kelompok jihadis ISIS.

Kepala intelien Afghanistan Ahmad Zia Siraj bahkan mengatakan kepada anggota parlemen bahwa Taliban telah melakukan lebih dari 18 ribu serangan pada tahun 2020.

Awal bulan ini militer AS untuk pertama kalinya secara langsung menuduh Taliban yang mengatur serangan tersebut.

“Serangan Taliban yang tidak diklaim dan pembunuhan yang ditargetkan terhadap pejabat pemerintah, pemimpin masyarakat sipil & jurnalis harus dihentikan agar bisa mencapai perdamaian," kata Kolonel Sonny Leggett, juru bicara pasukan AS di Afghanistan di akun Twitternya.

Serangan terbaru itu terjadi hanya dua hari setelah Pentagon pada Jumat (15/1) mengumumkan telah memangkas jumlah pasukan di Afghanistan menjadi 2.500 , paling sedikit dalam hampir dua dekade.

Kesepakatan ini dicapai dengan imbalan jaminan keamanan dari pemberontak dan komitmen untuk pembicaraan damai dengan pemerintah Afghanistan. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA