Itu dilakukan untuk menghindari adanya penyusup atau ancaman lain yang kemungkinan masuk di antara pasukan keamanan yang dikerahkan.
Sekretaris Angkatan Darat Ryan McCarthy pada Minggu (17/1) mengatakan telah memperingatkan para komandan untuk mewaspadai masalah apa pun menjelang pelantikan pada Rabu (20/1).
Namun dikutip dari
Associated Press, sejauh ini tidak ada laporan atau bukti adanya ancaman.
"Kami terus melalui prosesnya, dan mengambil pandangan kedua, ketiga pada setiap individu yang ditugaskan untuk operasi ini," ujar McCarthy.
Sebanyak 25 ribu pasukan Garda Nasional yang dikerahkan dari seluruh penjuru negeri merupakan dua setengah kali lipat dari jumlah pengamanan pada pelantikan sebelumnya.
Selain itu, militer juga secara rutin melakukan peninjauan koneksi ekstremis, sementara FBI melakukan penyaringan.
Peningkatan keamanan menjelang pelantikan Presiden terpilih Joe Biden dilakukan setelah insiden kerusuhan di Capitol Hill pada 6 Januari.
Ketika itu massa pendukung Presiden Donald Trump menyerbu gedung Capitol untuk menyuarakan protes atas hasil pemilu pada 3 November. Insiden itu bukan hanya menghentikan pertemuan Kongres selama beberapa jam, namun juga merusak properti dan menelan lima korban jiwa.
Selama pelantikan sendiri, petugas keamanan menggarisbawahi pentingnya para VIP yang hadir.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.