Menurut keterangan pemerintah kabupaten Longyao, laboratorium swasta yang berbasis di Jinan, ibu kota provinsi Shandong di China timur itu, awalnya mengatakan kepada pihak berwenang pada hari Kamis (14/1) bahwa dari 315.000 tes yang dilakukannya pada populasi lokal, seluruhnya dinyatakan negatif.
Namun, pada Sabtu (16/1) mereka meralat hasil tersebut. Mereka memberi tahu para pejabat terkait bahwa sampel 'campuran' tertentu telah menghasilkan hasil yang positif.
"Seorang perwakilan perusahaan mengaku membuat laporan awal sebelum pekerjaan selesai," kata pemerintah daerah, seperti dikutip dari
Caixin Global, Senin (18/1).
"Tes lebih lanjut menunjukkan bahwa tiga orang yang memberikan sampel 'campuran' telah tertular virus. Dua menunjukkan gejala Covid-19 dan satu tidak menunjukkan gejala," lanjut pernyataan pemda.
Atas kesalahannya, perwakilan perusahaan tersebut kini telah ditahan pihak berwenang sambil menunggu penyelidikan lebih lanjut.
Pihak berwenang di Hebei telah mengunci kota-kota dan meningkatkan tindakan pengendalian penyakit di tengah salah satu kebangkitan Covid-19 terburuk di China dalam beberapa bulan.
Provinsi yang mengelilingi ibu kota Beijing tersebut mengonfirmasi 54 kasus baru pada hari Senin (18/1), 18 lebih sedikit dari hari sebelumnya.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: