Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Amerika: Masih Sedikit Warga Kulit Hitam Yang Dapat Suntikan Vaksin Daripada Orang Kulit Putih

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Senin, 18 Januari 2021, 16:33 WIB
Amerika: Masih Sedikit Warga Kulit Hitam Yang Dapat Suntikan Vaksin Daripada Orang Kulit Putih
Ilustrasi/Net
rmol news logo Diskriminasi rasial diduga terus terjadi di Amerika Serikat, terbaru hal itu terlihat dalam kampanye vaksinasi yang saat ini sedang berlangsung di sana.

Kaiser Health News dalam analisis terbarunya mengatakan bahwa meskipun menjadi ras yang paling rentan, orang kulit hitam Amerika ternyata menerima vaksinasi Covid-19 pada tingkat yang jauh lebih rendah daripada orang kulit putih Amerika.

Forbes
melaporkan pada Minggu (17/1), di antara 16 negara bagian yang telah merilis data berdasarkan ras terkait dengan peluncuran vaksin, orang kulit hitam Amerika ‘secara signifikan kurang terwakili’ di antara mereka yang divaksinasi di setiap negara bagian.

Di Mississippi misalnya, di mana 38 persen populasinya berkulit hitam, sejauh ini hanya 18 persen orang  kulit hitam yang telah divaksinasi.

Menurut data dari Departemen Kesehatan negara bagian  hampir 150 ribu orang kulit putih telah divaksinasi di Pennsylvania, dibandingkan dengan kurang dari 6.000 penduduk kulit hitam yang ada di sana.

CDC baru-baru ini merilis data yang mencatat bahwa tingkat rawat inap Covid-19 di antara orang kulit hitam Amerika adalah 3,7 kali lebih tinggi daripada orang kulit putih, dan tingkat kematian 2,8 kali lebih tinggi. Namun, riwayat praktik medis tidak etis yang dilakukan pada orang kulit hitam telah mengakibatkan ketidakpercayaan yang kuat terhadap komunitas medis oleh sebagian besar populasi ini.

Ketimpangan tersebut mendapat reaksi dari Dr. Fola May, seorang dokter UCLA. Ia khawatir jika ini dibiarkan maka akan lebih banyak lagi korban yang berasal dari etnis tersebut.

“Kekhawatiran saya sekarang adalah jika kita tidak memvaksinasi populasi yang berisiko tertinggi, kita akan melihat kematian yang lebih tidak proporsional di komunitas kulit hitam dan coklat,” ungkap May kepada NBC News.

“Menghancurkan hatiku,” lanjutnya.

Praktek rasial dalam bidang kesehatan AS sebenarnya telah berlangsung lama.

Pada akhir 1800-an, James Marion Sims pernah melakukan eksperimen pada budak wanita kulit hitam tanpa anestesi. Dan dalam percobaan Tuskegee, yang dimulai pada awal tahun 1930-an, dokter dari Dinas Kesehatan Masyarakat ASmerekrut 600 orang kulit hitam di Macon County, Alabama, kebanyakan dari mereka petani bagi hasil yang miskin, modusnya dengan menjanjikan perawatan medis gratis.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mencatat riwayat alami sifilis, tetapi 600 peserta tidak pernah diberi tahu dan tidak dirawat dengan benar untuk penyakit mereka, sebaliknya hanya diberi tahu bahwa mereka sedang dirawat karena ‘darah buruk’.

Studi tersebut berlangsung selama 40 tahun sebelum AP mengungkap ceritanya, dan memicu kemarahan publik.

Menurut jajak pendapat Pew Research Center yang diterbitkan bulan lalu , skeptisisme vaksin tertinggi di antara orang kulit hitam Amerika, karena kurang dari 43 persen mengatakan mereka pasti atau mungkin akan mendapatkan vaksin Covid-19. Menurut CDC, orang kulit hitam secara historis kira-kira 10 persen lebih kecil kemungkinannya daripada orang kulit putih untuk menerima vaksin flu musiman dan HPV. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA