Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Kebijakan Trump Akan Langsung Dibatalkan Biden, AS Tetap Larang Masuk Pelancong Dari Eropa Dan Brasil

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/sarah-meiliana-gunawan-1'>SARAH MEILIANA GUNAWAN</a>
LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN
  • Selasa, 19 Januari 2021, 09:04 WIB
Kebijakan Trump Akan Langsung Dibatalkan Biden, AS Tetap Larang Masuk Pelancong Dari Eropa Dan Brasil
Presiden terpilih AS Joe Biden/Net
rmol news logo Presiden terpilih Amerika Serikat (AS) Joe Biden akan membalikkan kebijakan Presiden Donald Trump dengan memberlakukan kembali larangan masuk bagi pelancong dari sebagian besar Eropa dan Brasil.

Pada Senin (18/1), Trump mengumumkan pencabutan larangan masuk bagi warga asing dari sebagian besar negara Eropa dan Brasil mulai 26 Januari, yang sebelumnya diberlakukan pada Maret dan Mei 2020.

Dalam aturan pencabutan tersebut, Trump juga mengharuskan setiap pelancong yang masuk ke AS dari Eropa dan Brasil memberikan hasil tes negatif Covid-19.

Namun pada hari yang sama, Sekretaris Gedung Putih yang sebentar lagi akan menjabat, Jen Psaki menyebut perintah Trump itu akan dibatalkan ketika Biden menjabat pada Rabu (20/1), yang artinya sebelum aturan itu diberlakukan secara efektif.

"Dengan pandemi yang memburuk, dan varian yang lebih menular muncul di seluruh dunia, ini bukan saatnya untuk mencabut pembatasan perjalanan internasional," cuit Psaki dalam akun Twitter-nya.

"Atas saran dari tim medis kami, Administrasi tidak bermaksud untuk mencabut pembatasan ini pada 26 Januari. Faktanya, kami berencana untuk memperkuat langkah-langkah kesehatan masyarakat seputar perjalanan internasional untuk lebih mengurangi penyebaran Covid-19," lanjutnya.

Sementara itu, Biden akan mempertahankan kebijakan larangan masuk bagi warga asing yang mengunjungi China dan Iran dalam 14 hari terakhir, seperti dimuat New York Post.

Trump mengatakan, China dan Iran tidak transparan terkait dengan pandemi Covid-19 sehingga ia tidak akan mencabut larangan tersebut.

"(Eropa dan Brasil) sangat kontras dengan perilaku pemerintah dan perusahaan milik negara Republik Rakyat China dan Republik Islam Iran, yang berulang kali gagal bekerja sama dengan otoritas kesehatan masyarakat Amerika Serikat untuk berbagi informasi yang akurat dan tepat waktu tentang penyebaran virus," kata Trump. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA