Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Hitungan Jam Jelang Pelantikan Biden, Washington DC Bagai Kota Hantu Yang Dijaga Tentara

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Rabu, 20 Januari 2021, 06:33 WIB
Hitungan Jam Jelang Pelantikan Biden, Washington DC Bagai Kota Hantu Yang Dijaga Tentara
Tentara berjaga disepanjang Washington DC jelang pelantikan Joe Biden/Net
rmol news logo Gedung parlemen di Washington menunjukkan pemandangan yang sangat kontras pada Selasa (19/1). Pagar kawat berduri terpasang di segala ruas jalan dengan 25.000 tentara Garda Nasional yang dikerahkan.

Beberapa hari menjelang pelantikan Joe Biden, ruas-ruas jalan di kota itu menjadi senyap. Washington DC berubah seperti Kota Hantu yang dijaga ribuan tentara.

Ini bukan hanya karena pandemi sehingga suasana Washington menjadi seperti tidak berpenghuni. Jalur transportasi dihentikan, akses masuk ke tempat-tempat tertentu diblokade, toko-toko diharuskan tutup dan orang-orang tidak boleh melanggar jam malam.

Namun, ini karena pengamanan sebuah momen besar yang akan diselenggarakan pada 20 Januari, di mana presiden terpilih Joe Biden akan mengambil sumpah.

Dengan penjagaan yang super ketat itu, bisa dipastikan tidak ada masyarakat yang bisa menyaksikan pelantikan dan pengambilan sumpah secara langsung.

Keamanan diperketat pasca penyerangan Capitol Hill pada pekan lalu yang telah mencoreng wajah Amerika. Peristiwa Capitol Hill juga telah menghilangkan kepercayaan dunia luar akan fasilitas keamanan gedung paling penting di AS itu.

Dikutip dari Reuters, Pelantikan presiden biasanya menyedot perhatian warga dan turis asing. Mereka akan terarah ke National Mall, untuk menonton upacara dari layar televisi raksasa, di mana presiden baru akan berparade dengan berjalan kaki dari Capitol ke Gedung Putih.

Walikota Washington Muriel Bowser mengatakan pejabat penegak hukum tidak punya pilihan selain meningkatkan keamanan setelah serangan Capitol Hill.

“Kami (sebenarnya) tidak ingin melihat pagar (pembatas). Kami pasti tidak ingin melihat pasukan bersenjata di jalanan. Tapi kita harus mengambil sikap yang berbeda," kata Bowser dalam wawancaranya di 'Meet the Press' NBC.

Pemandangan berbeda dan perlakuan ini dinilai sangat tidak adil. Pelantikan presiden adalah saat di mana semua orang semestinya bergembira, bukan ketakutan.

Salah seorang warga mengeluh ia tidak bisa menyaksikan peristiwa bersejarah itu.

“Beraninya orang-orang ini mencoba mencuri kegembiraan kita. Kami tidak pernah melakukan ini, selama kami tidak setuju dengan pemilihan (presiden) terakhir, tidak ada yang pernah mengancam keamanan dan keselamatan orang,” kata Amy Littleton, konsultan politik yang tinggal sekitar 10 blok di utara Gedung Putih.

Larry Sabato, direktur Pusat Politik Universitas Virginia, mengatakan, ia tidak melihat adanya sebuah transisi kekuasaan secara damai untuk negara yang selama ini membanggakan dirinya sebagai mercusuar bagi demokrasi di seluruh dunia.

"Dunia akan melihat Biden dilantik, di tengah kamp militer yang tidak dapat dibedakan dari Zona Hijau," kata Sabato, mengacu pada daerah seperti benteng di Baghdad tengah yang didirikan setelah Perang Irak. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA