Dua di antara mereka dicopot karena membuat pernyataan ekstemis dalam unggahan terkait pelantikan Presiden terpilih Amerika Serikat (AS) Joe Biden. Sementara 10 lainnya memiliki catatan kriminal atau alasan lain yang tidak langsung terkait dengan kegiatan pelantikan.
"Kami mengambil tindakan karena berhati-hati dan segera mengeluarkan mereka dari tugas di Capitol," ujar jurubicara Pentagon, Jonathan Hoffman, seperti dikutip
AP.
"Banyak informasi tidak terkait dengan peristiwa yang terjadi di Capitol . Ini adalah upaya pemeriksaan yang mengidentifikasi perilaku yang meragukan di masa lalu atau potensi kaitan apa pun dengan perilaku yang meragukan, tidak hanya terkait dengan ekstremisme," tambahnya.
Sebelumnya, Biro Investigasi Federal (FBI) menyatakan tengah melakukan skrining terhadap 25 ribu pasukan Garda Nasional yang dikerahkan dari seluruh negeri ke Washington DC untuk mengamankan pelantikan.
FBI juga berupaya untuk melihat apakah ada anggota militer saat ini yang mengambil bagian dalam kerusuhan 6 Januari di Capitol AS.
Itu dilakukan untuk menghindari adanya penyusup atau ancaman lain yang kemungkinan masuk di antara pasukan keamanan yang dikerahkan.
Pekan lalu, Garda Nasional Virginia mengatakan bahwa Jacob Fracker, seorang perwira polisi yang sedang tidak bertugas yang dituduh terkait dengan kerusuhan di Capitol. Ia adalah seorang kopral negara bagian dan bertugas sebagai seorang prajurit infanteri.
Pejabat penegak hukum saat ini tengah meningkatkan pengawasan milite setelah pasukan Garda Nasional melaporkan orang-orang mengambil gambar dan merekamnya.
Akhir pekan lalu, Secret Service mengeluarkan buletin yang disebut sebagai peningkatan unggahan gambar dan detail operasi oleh pasukan Garda Nasional.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.