Hal itu disampaikan Macron saat menyampaikan pidato Tahun Barunya kepada militer Prancis di Brest pada Selasa (19/1).
"Saya yakin bahwa dalam beberapa pekan mendatang, pemerintahan baru (Biden) perlu membuat keputusan penting yang akan menandai komitmen dan kesadaran yang lebih besar dalam perang melawan terorisme di Suriah dan Irak," ujar Macron, seperti dikutip
Fox News.
Macron mengatakan, Prancis telah mempertahankan upaya untuk melawan kelompok ISIS di wilayah tersebut. Di mana sekitar 900 tentara Prancis ikut dalam koalisi internasional yang dipimpin AS. Kapal induk Charles-de-Gaulle juga akan bergabung dengan operasi dalam beberapa bulan mendatang.
Lebih lanjut, Macron meminta AS untuk lebih terlibat dalam kerja sama pertahanan multilateral. Biden sendiri telah menyatakan komitmennya untuk memulihkan hubungan AS dengan sekutu dan aliansi NATO.
Di bawah pemerintahan Trump, jumlah pasukan AS di Afghanistan telah dikurangi menjadi sekitar 2.500 dan pasukan Amerika di Irak telah dikurangi dalam beberapa bulan terakhir untuk mencapai tingkat yang sama.
Dalam pidatonya, Macron juga menyebut sedang mempertimbangkan penarikan sebagian pasukan di wilayah Sahel Afrika.
Macron mengatakan akan membuat pengumuman pada pertemuan puncak bulan depan di ibu kota Chad, N’Djamena. Pengerahan sekitar 5.100 tentara di lima negara Afrika Barat mewakili operasi militer terbesar Prancis di luar negeri.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: