Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Bantah Klaim Wanita Kelelawar China, Ahli Genetika Australia: Sumber Awal Virus Corona Bukan Cerpelai

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Rabu, 20 Januari 2021, 11:26 WIB
Bantah Klaim Wanita Kelelawar China, Ahli Genetika Australia: Sumber Awal Virus Corona Bukan Cerpelai
Pasar basah Huanan, Wuhan/Net
rmol news logo Ahli genetika Australia Zhang Daoyu membantah klaim China yang mengatakan bahwa cerpelai mungkin merupakan sumber virus corona di Wuhan dan mengesampingkan anggapan bahwa pandemi dimulai di pasar basah Huanan.
Selamat Menunaikan Ibadah Puasa

Pernyataan Zhang datang setelah Shi Zhengli, juga dikenal sebagai 'Wanita Kelelawar' menerbitkan makalah berjudul 'Peristiwa Limpahan SARS-CoV-2' yang menyatakan bahwa cepelai kemungkinan besar menjadi sumber utama pandemi Covid-19.

Dalam makalahnya, dia menyatakan bahwa infeksi Covid-19 telah dilaporkan di peternakan cerpelai di delapan negara, tetapi secara signifikan tidak menyebutkan wabah apa pun di China, tempat pandemi dimulai.

Menanggapi itu, Zhang mengatakan bahwa ada banyak masalah dengan teori Shi, termasuk kurangnya kelelawar atau cerpelai di pasar basah Wuhan yang terkenal, kurangnya cerpelai di Yunnan, dan kurangnya kelelawar tapal kuda di timur laut China.

"Jenis cerpelai yang terpapar Covid-19 adalah Neovison Minks. Hewan-hewan ini dikurung secara eksklusif di peternakan cerpelai di timur laut China. Hewan ini tidak ditemukan secara alami di Yunan, di mana jenis kelelawar yang membawa virus corona yang terkait dengan Covid-19 berada," ungkap Zhang, seperti dikutip dari Taiwan News, Rabu (20/1).

Peternakan tersebut berlokasi di Provinsi Heilongjiang, Jilin, Liaoning, Hebei, dan Shandong, karena hewan tersebut berkembang biak di iklim yang lebih dingin. Bagian paling selatan dari provinsi ini, Shandong, berjarak lebih dari 900 kilometer dari Wuhan dan lebih dari 2.700 km dari Yunnan.

"Demikian juga jenis kelelawar endemik di timur laut China tidak membawa jenis virus corona yang terkait dengan SARS dan Covid-19. Virus corona tersebut hanya ditemukan pada kelelawar tapal kuda di gua-gua Provinsi Yunnan," ujarnya.

Mengenai rumor penjualan kelelawar di Pasar Grosir Makanan Laut Huanan di Wuhan, Zhang mengatakan tidak ada rekaman dari pasar yang membuktikan hal tersebut.

Ji Rong, juru bicara Kedutaan Besar China di India, dalam cuitannya pada 12 Mei 2020, mengatakan, "Pasar makanan laut Wuhan Huanan tidak menjual kelelawar."

Zhang mengatakan cerpelai selalu disembelih di peternakan tempat mereka dibesarkan sebelum kulitnya dijual. Mengingat tidak ada kelelawar atau cerpelai yang dijual, hidup atau mati, di pasar, tidak ada kemungkinan kelelawar menularkan virus ke cerpelai di pasar.

Lebih lanjut, Zhang mengatakan semua sampel virus corona yang diambil di pasar basah telah menemukan dua mutasi yang tidak ditemukan pada hewan mana pun, yang berarti pasar tersebut tidak bisa menjadi sumbernya asalnya.

Selain itu, satu kasus awal yang tidak terhubung ke pasar, bersama dengan orang yang terinfeksi, tidak memiliki mutasi ini. Hal ini menunjukkan bahwa individu tersebut lebih dekat dengan sumber awal wabah.

Sehubungan dengan perjalanan WHO ke Wuhan, seorang peneliti yang menggunakan nama samaran Billy Bostickson dan rekan-rekannya di DRASTIC (Tim Pencarian Otonomi Radikal Terdesentralisasi yang Menyelidiki Covid-19) telah membuat petisi yang menuntut tim investigasi internasional menjawab 50 pertanyaan kunci tentang wabah di Wuhan.

Di antara pertanyaan-pertanyaan tersebut adalah permintaan untuk mengakses database fasilitas dan catatan laboratorium, yang seharusnya kembali ke 20 tahun yang lalu, serta prosedur keselamatan, laporan audit keselamatan, dan laporan insiden keselamatan. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA