Harris, yang saat itu berusia 12 tahun, pindah ke Montreal bersama saudara perempuannya Maya pada 1976 ketika ibu mereka yang bercerai memindahkan keluarganya untuk mengejar karirnya sebagai peneliti kanker.
Dari 1978 hingga 1981 Harris bersekolah di Westmount High, yang juga menjadi tempat penyanyi sekaligus penulis lagu Leonard Cohen menimba ilmu.
"Saya merasa sangat gila bahwa seorang wanita dari sekolah ini, sekolah menengah saya sendiri, pergi dan menjadi wanita yang luar biasa, dan sekarang dia adalah wakil presiden AS," ungkap seorang siswa bernama Brenda kegirangan, seperti dikutip dari
AFP, Kamis (21/1).
Harris - yang ayahnya berasal dari Jamaika dan ibunya dari India - adalah seorang remaja Amerika yang ekstrover yang diidentifikasi sebagai orang Afrika-Amerika, kata mantan teman sekelasnya kepada media Kanada.
"Saya berusia 12 tahun, dan pikiran untuk pindah dari California yang cerah pada bulan Februari, di tengah tahun sekolah, ke kota asing berbahasa Prancis yang tertutup salju setinggi 12 kaki sangat menyedihkan," kenang Harris dalam memoarnya.
"Ibuku mencoba membuatnya terdengar seperti petualangan, mengajak kami membeli jaket dan sarung tangan pertama kami, seolah-olah kami akan menjadi penjelajah di musim dingin yang hebat di utara," tulisnya.
"Tapi sulit bagiku untuk melihatnya seperti itu," ungkap Harris dalam bukunya.
Di atas pintu masuk sekolah tergantung spanduk yang mengucapkan selamat kepada Harris, dari 'Kelas 81', atas keberhasilannya.
"Dia adalah sumber inspirasi bagi semua siswa kami, terutama wanita muda, dan orang-orang yang berasal dari latar belakang berbeda," kata asisten kepala sekolah Laetitia Kachmar.
Para siswa, katanya, merasa luar biasa mengetahui bahwa Harris 'berjalan di aula yang sama setiap hari dan memiliki kelas yang sama' seperti mereka.
“Ini menunjukkan bahwa masuk ke sekolah umum, Anda bisa bermimpi besar dan itu bisa mengarah pada karier yang bagus,†katanya.
Tiga siswa - Olivia, June dan Molly, yang sedang istirahat sejenak di luar kelas - setuju bahwa Harris adalah "panutan yang hebat" dan "memberdayakan siswa di sini."
"Dia memberi harapan kepada gadis-gadis di sekolah dan dia membuat kami merasa kami bisa melakukan apa saja," kata Molly.
"Kami sangat bangga padanya," tambah Olivia.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: