Juru Bicara Gedung Putih yang baru, Jen Psaki mengatakan hal tersebut saat menggelar jumpa pers pada Kamis (21/1) waktu setempat. Dia menilai, perpanjangan kesepakatan itu menjadi penting mengingat hubungan Washington-Moskow yang sedang bermasalah akhir-akhir ini.
"Perpanjangan ini menjadi lebih masuk akal ketika hubungan dengan Rusia bermusuhan seperti saat ini," kata Psaki, seperti dikutip dari AFP, Jumat (22/1).
Perjanjian Pengurangan Senjata Strategis pertama, START I, ditandatangani pada tahun 1991 antara AS dan Uni Soviet, dan mulai berlaku pada 1994.
Perjanjian START Baru, ditandatangani pada 2010 oleh mantan Presiden AS Barack Obama dan Presiden Rusia Dmitry Medvedev, membatasi jumlah hulu ledak nuklir strategis yang dikerahkan menjadi 1.550 dan ICBM, SLBM, dan pembom berat yang dikerahkan untuk persenjataan nuklir menjadi 700 dan termasuk inspeksi untuk memverifikasi kepatuhan dengan kesepakatan.
Juru bicara Pentagon, John Kirby, memuji keputusan Biden untuk memperpanjang perjanjian itu, dengan mengatakan itu 'memajukan pertahanan negara'.
"Kepatuhan Rusia terhadap perjanjian itu telah membantu kepentingan keamanan nasional kami dengan baik, dan orang Amerika jauh lebih aman dengan New START utuh yang diperpanjang," kata Kirby dalam sebuah pernyataan.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: