Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Rusia Sambut Baik Rencana Joe Biden Perpanjang Perjanjian New START, Tapi Dengan Syarat

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Sabtu, 23 Januari 2021, 12:06 WIB
Rusia Sambut Baik Rencana Joe Biden Perpanjang Perjanjian New START, Tapi Dengan Syarat
Ilustrasi/Net
rmol news logo Rencana Presiden AS Joe Biden untuk memperpanjang Perjanjian Pengurangan Senjata Strategis Baru (New START) dengan Rusia mendapat respon positif dari Kremlin.

Perjanjian New START, yang akan berakhir pada 5 Februari mendatang, dipandang sebagai peluang langka untuk menjalin kembali kompromi antara Moskow dan Washington, yang hubungannya semakin memburuk akhir-akhir ini.

Kremlin pada Jumat (22/1) waktu setempat menyambut baik proposal AS untuk memperpanjang pakta tersebut hingga lima tahun, namun mereka memperingatkan bahwa perpanjangan apa pun akan bergantung pada spesifikasi penawaran.
"Kami hanya menerima keinginan politik untuk memperpanjang dokumen ini. Tapi semuanya tergantung pada rincian proposal ini,”  kata juru bicara Kremlin Dmitry Peskov, seperti dikutip dari AFP, Sabtu (23/1).

Komentar dari juru bicara Presiden Vladimir Putin itu datang sehari setelah Gedung Putih mengatakan Washington akan mengupayakan perpanjangan perjanjian START Baru untuk lima tahun ke depan.

Sekretaris pers Gedung Putih Jen Psaki mengatakan upaya untuk menemukan kesepakatan menjadi lebih relevan ketika "hubungan dengan Rusia sedang bermusuhan".

Usulan Biden terkait perpanjangan perjanjian tersebut juga mendapat sambutan baik dari Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg pada hari Jumat (23/1).

"Kita seharusnya tidak berakhir dalam situasi di mana kita tidak memiliki batasan apa pun pada hulu ledak nuklir. Saya tidak melihat perpanjangan perjanjian itu sebagai akhir, tetapi awal dari upaya untuk lebih memperkuat kontrol senjata nuklir internasional," katanya dalam sebuah pernyataan.

"Jadi perjanjian yang mencakup lebih banyak senjata dan juga mencakup lebih banyak negara seperti China harus menjadi agenda di masa depan,” lanjutnya.

Di New York, Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa Antonio Guterres juga memuji inisiatif baru tersebut.

"Sekretaris Jenderal mendorong kedua negara bagian untuk bekerja dengan cepat untuk menyelesaikan prosedur yang diperlukan untuk perpanjangan New Start sebelum tanggal lima Februari berakhir," kata juru bicaranya.

Prancis, seperti Rusia dan AS sebagai anggota tetap NATO, juga menyambut baik berita tersebut tetapi menambahkan bahwa perpanjangan perjanjian itu hanya permulaan.

“Langkah seperti itu harus segera diikuti oleh pendefinisian ulang kendali senjata yang lebih global dan ambisius serta agenda stabilitas strategis,” kata kementerian luar negeri Prancis dalam sebuah pernyataan.

"Orang-orang Eropa, yang paling prihatin, harus memainkan peran aktif, dalam proses itu,” tambah pernyataan itu.

Perjanjian New START, yang ditandatangani pada 2010 oleh mantan Presiden AS Barack Obama dan Presiden Rusia Dmitry Medvedev, membatasi jumlah hulu ledak nuklir strategis yang dikerahkan menjadi 1.550 dan ICBM, SLBM, dan pembom berat yang dikerahkan untuk persenjataan nuklir menjadi 700 dan termasuk inspeksi untuk memverifikasi kepatuhan dengan kesepakatan. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA