Dalam laporannya pada Minggu (24/1),
Haaretz tidak menyebutkan pangkalan AS di negara mana yang akan ditempatkan Iron Dome. Tetapi langkah itu diambil untuk melindungi pasukan AS dari serangan Iran.
AS sendiri memiliki sejumlah pangkalan militer di Teluk Persia. Dua pangkalan laut dan dua pangkalan udara di Kuwait, dua pangkalan laut dan satu pangkalan udara di Bahrain, Pangkalan Udara Al Udeid di Qatar, serta pangkalan militer lainnya di Uni Emirat Arab dan Oman.
Pangkalan Udara Al Udeid merupakan markas Komando Pusat AS yang bertanggung jawab atas operasi di kawasan Timur Tengah, Afrika, Afghanistan, dan Pakistan. Pangkalan ini hanya terletak 100 km dari pantai Iran.
Pada Januari 2020, ketika Iran melancarkan serangan rudal balistik di dua pangkalan militer AS di Irak sebagai tanggapan atas pembunuhan Mayjen Qasem Soleimani, sistem pertahanan udara pangkalan gagal mencegat serangan.
Selain di Teluk Persia, mengutip sumber dari Pentagon, laporan itu juga mengungkap Iron Dome akan ditempatkan di Eropa Timur untuk melindungi pasukan AS dari Rusia.
Pengerahan itu kemungkinan dilakukan karena kemampuan rudal Moskow yang jauh lebih maju dari Iran, termasuk adanya rudal balistik antarbenua dan senjata hipersonik.
Berdasarkan kesepakatan pertahanan yang ditandatangani pada 2019, Israel menyerahkan dua baterai Iron Dome dan peralatan pendukungnya ke Pentagon. Ke depannya, sistem akan dibangun dengan kerja sama Rafael dan Raytheon.
Israel mulai menggunakan Iron Dome pada tahun 2011, dengan sistem pertahanan rudal melaporkan tingkat keberhasilan 90 persen dan lebih dari 2.000 intersepsi rudal primitif, drone, dan roket Grad yang diluncurkan oleh Hizbullah dan milisi Gaza. Meski begitu Iron Dome belum diuji terhadap aktor negara besar yang dilengkapi dengan kemampuan balistik dan jelajah canggih.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: