Dalam sebuah pernyataan pada Selasa (26/1), salah satu pejabat kesehatan WHO menegaskan bahwa pihaknya menjanjikan 112 juta dolar AS untuk menyediakan vaksin Covid-19 agar bisa menjangkau 20 persen populasi Afghanistan.
Sebagai informasi, program Covax adalah skema global untuk memvaksinasi orang-orang di negara berpenghasilan menengah dan miskin terhadap virus corona.
Program ini bertujuan untuk memberikan setidaknya dua miliar dosis vaksin pada akhir 2021 untuk mencakup 20 persen orang yang paling rentan di 91 negara berpenghasilan menengah dan miskin, Afghanistan masuk ke dalam salah satu di antaranya.
Di sisi lain, Wakil Menteri Kesehatan Afghanistan Waheed Majroh mengatakan bahwa dibutuhkan waktu enam bulan untuk mendapatkan vaksin, tetapi pihak berwenang sedang berdiskusi untuk bisa mendapatkannya lebih awal.
Kehadiran vaksin Covid-19 menjadi salah satu hal yang paling dinantikan di Afghanistan di mana Covid-19 telah menginfeksi total 54.854 orang dan menyebabkan setidanya 2.390 kematian di negara tersebut.
Sementara itu, Kepala Perluasan Program Imunisasi di kementerian kesehatan Afghanistan Dr Ghulam Dastagir Nazari menjelaskan kepada
Reuters bahwa selain COVAX, negara itu juga telah menerima janji 500 ribu dosis vaksin AstraZeneca dari India.
"Merek AstraZeneca yang diproduksi di India akan segera tiba di Afghanistan," kata Nazari.
Kampanye vaksinasi Covid-19 di Afghanistan sendiri akan berlangsung di tengah pertempuran yang terus berlanjut antara Taliban dan pasukan pemerintah.
Tetapi Nazari mengatakan dia yakin kelompok pemberontak tersebut tidak akan menentang kampanye vaksin Covid-19 itu karena tidak akan dilakukan dari pintu ke pintu.
"Sebelumnya Taliban menentang vaksinasi polio di wilayah yang mereka kuasai karena prosesnya dari pintu ke pintu, Taliban tidak menentang kampanye apa pun yang dilakukan dari pusat kesehatan," ujarnya.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: