Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Angela Merkel Dukung Seruan Xi Jinping Untuk Hindari Perang Dingin Baru, Tapi Tetap Tekan China Soal HAM

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Kamis, 28 Januari 2021, 16:04 WIB
Angela Merkel Dukung Seruan Xi Jinping Untuk Hindari Perang Dingin Baru, Tapi Tetap Tekan China Soal HAM
Kanselir Jerman Angela Merkel dan Presiden China Xi Jinping saat mereka berpose untuk foto bersama selama KTT G20 di Hangzhou, Zhejiang, China 4 September 2016/Net
rmol news logo Kanselir Jerman Angela Merkel menyatakan bahwa dirinya sepakat dengan pernyataan Presiden China Xi Jinping tentang perlunya menghindari perang dingin baru, di tengah upayanya untuk memperjuangkan multilateralisme.

“Presiden China berbicara kemarin, dan saya setuju dengannya akan hal itu. Kami melihat perlu adanya  multilateralisme,” kata Merkel, seperti dikutip dari SCMP, Rabu (27/1).

Pemimpin Jerman itu merujuk pidato Xi pada Senin (25/1), ketika Xi menyerukan untuk mengesampingkan perbedaan ideologis, menghindari perang dingin baru, dan mempromosikan multikulturalisme, di Forum Ekonomi Dunia Davos.

Namun begitu, dalam pernyataannya Merkel juga berjanji untuk terus menekan China tentang hak asasi manusia dan transparansi dalam berbagai bidang.

“Presiden China telah berkomitmen pada piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa, dan martabat individu berperan dalam piagam tersebut. Kami harus membahas masalah ini, tidak peduli dari sistem sosial mana kami berasal,” ujarnya.

Merkel kemudian mengutip rilis informasi China tentang Covid-19 sebagai contoh kurangnya transparansi. Ia juga membela Perjanjian Komprehensif UE-China tentang investasi, yang disepakati bulan lalu setelah tujuh tahun negosiasi.

Kanselir mengatakan, RUU tersebut telah membuat hubungan UE-China menjadi lebih timbal balik dan menempatkan standar ketenagakerjaan China lebih sejalan dengan standar Organisasi Perburuhan Internasional, meskipun kekhawatiran di Eropa meningkat tentang dugaan kerja paksa yang dilaporkan terjadi di Xinjiang.

Pengamat diplomatik dari departemen studi Eropa di China Institute of International Studies, Cui Hongjian, mengaku terkejut dengan referensi Merkel soal pidato Xi. Namun dia mengatakan, pernyataan Merkel telah menggambarkan visinya tentang Eropa sebagai koordinator antara AS dan China.

"Ini akan menjadi yang terbaik bagi kepentingan Eropa, jika mempertahankan otonomi strategisnya dan memainkan peran koordinator antara AS dan China. Setelah empat tahun terakhir, Eropa lebih menyadari kepentingan yang tumpang tindih dan kontradiktif dengan AS,” ujarnya.

“Saya pikir ini adalah seruan bagi AS dan China, bahwa multilateralisme adalah prasyarat untuk kerja sama dengan kedua belah pihak,” demikian menurut Hongjian. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA