Hal tersebut membuat pemerintah Kanada saat ini tengah mencari alternatif, salah satunya mengupayakan izin penggunaan darurat vaksin merek lain.
Menteri Kesehatan Ontario Christine Elliott mengatakan, Kanada hanya akan menerima sekitar 3,5 juta dosis vaksin Pfizer pada akhir Februari, alih-alih 4 juta seperti dalam kesepakatan.
“Kami mengharapkan untuk menerima 4 juta dosis ke Kanada pada akhir Februari, bagian pertama Maret. Kami sekarang diberi tahu bahwa itu lebih dari 3,5 juta, jadi kami kekurangan sekitar setengah juta dosis," kata Elliott, berbicara kepada wartawan pada Kamis (28/1).
Dikutip dari
Global News, pemerintah federal juga telah memberikan pemberitahuan kepada pemerintah di Albertina bahwa pasokan vaksin dipotong 13 persen.
Kabar terganggunya pasokan vaksin itu juga benarkan oleh Mayor Jenderal Dany Fortin yang bertanggung jawab atas distribusi vaksin.
Kurangnya vaksin di Kanada juga memuat beberapa layanan kesehatan membatalkan jadwal vaksinasi. Selain itu, jadwal antara suntikan pertama dan kedua juga berubah menjadi 42 hari dari sebelumnya 21 hari yang direkomendasikan.
Untuk mengatasi persoalan tersebut, Perdana Menteri Ontario Doug Ford menekan regulator untuk menyetujui vaksin lain, termasuk kandidat Johnson&Johnson dan AstraZeneca. Dengan begitu, pasokan vaksin mereka akan menutupi kekurangan vaksin Pfizer.
Sejauh ini, sudah ada 887.236 dosis vaksin yang diberikan di Kanada, jauh di bawah negara lain termasuk Israel, China, India, dan Amerika Serikat.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.