Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Aksi Tipu-tipu Oknum Penjual Vaksin Hingga Tabung Oksigen Palsu, Warga Meksiko Semakin Putus Asa

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Jumat, 29 Januari 2021, 14:13 WIB
Aksi Tipu-tipu Oknum Penjual Vaksin Hingga Tabung Oksigen Palsu, Warga Meksiko Semakin Putus Asa
Di Meksiko banyak aksi penipuan tabung oksigen/Net
rmol news logo Di tengah kesusahan sebagian besar warga Meksiko yang saat ini tengah berjuang melawan pandemi Covid-19, ternyata masih banyak pihak yang tega mengambil keuntungan dari situasi sulit tersebut.

Vaksin palsu, tes virus corona yang meragukan, tabung oksigen fiktif, adalah sebagian dari banyak modus yang dimanfaatkan oleh para para penipu untuk memangsa pasien virus corona Meksiko yang putus asa.

Salah satu kejadian penipuan menimpa Aracely Becerril, seorang warga Meksiko yang saudara laki-lakinya jatuh sakit karena Covid-19 yang saat ini melakukan isolasi mandiri di rumah. Becerril menjadi korban pelaku penipuan penjualan tabung oksigen, komoditas yang semakin langka di negara itu.

Sebagai informasi, permintaan oksigen di Meksiko telah meningkat tajam, karena semakin banyak orang yang memerangi virus di rumah masing-masing.

Becerril awalnya menghubungi sebuah perusahaan di Facebook yang menawarkan tank seharga beberapa ratus dolar masing-masing.

Meskipun dia curiga itu mungkin penipuan, ibu rumah tangga Mexico City berusia 42 tahun itu, tetap saja menyetor uang yang diminta oleh si penjual. Sejak saat itu, dia tidak pernah mendengar kabar dari mereka lagi.

"Saya sangat putus asa. Mereka pelaku kekerasan!" ujarnya, seperti dikutip dari AFP, Jumat (29/1).

"Tawaran semacam itu berlipat ganda saat krisis memburuk," kata Sandra Garcia, seorang pejabat divisi polisi dunia maya Mexico City.

"Mereka menjual masker wajah, gel antibakteri dan bahkan, yang paling mengkhawatirkan, tes atau vaksin virus corona" dengan kualitas meragukan atau yang tidak pernah diterima pembeli," ujar Garcia.

Hingga saat ini, Meksiko secara resmi telah mendaftarkan sekitar 1,8 juta kasus virus korona dan lebih dari 155.000 kematian, salah satu jumlah kematian tertinggi di dunia.

Baik infeksi baru maupun kematian telah mencatat rekor harian bulan ini, yang menyebabkan rumah sakit kewalahan untuk merawat pasien yang juga hasus saling berebut untuk mendapatkan perawatan.

Negara tersebut memulai imunisasi massal pada 24 Desember lalu, menggunakan vaksin yang dikembangkan oleh raksasa obat AS Pfizer dan mitranya dari Jerman, BioNTech, dengan prioritas diberikan kepada petugas kesehatan garis depan.

Seperti banyak negara, bagaimanapun, perjuangan Meksiko untuk mendapatkan dosis vaksin yang cukup tidaklah mudah. Vaksin diberikan secara gratis dan tidak tersedia untuk dibeli melalui jalur legal.

Tetapi konon ada oknum yang menjual vaksin tersebut dalam grup obrolan di aplikasi pesan terenkripsi Telegram. Vaksin yang dijual diduga termasuk dari pembuat obat AS Moderna dan AstraZeneca Inggris. Mereka dijual hingga 180 dolar AS per dosis.

Selain itu, mereka juga menawarkan obat-obatan seperti steroid dexamethasone, yang terbukti mengurangi kematian akibat virus corona, tetapi hanya tersedia dengan resep di Meksiko.

Regulator kesehatan Meksiko, Cofepris, juga telah mengeluarkan peringatan tentang penjualan ilegal vaksin Pfizer/BioNTech dan Moderna.

Militer baru-baru ini melaporkan pencurian beberapa dosis vaksin di sebuah rumah sakit di Meksiko tengah, kemungkinan oleh seorang karyawan.

Di Mexico City saja, kantor kejaksaan distrik dan Dewan Warga untuk Keamanan dan Keadilan nirlaba telah menerima setidaknya 26 keluhan atas dugaan penipuan terkait dengan penjualan vaksin dan tabung oksigen.

"Kurangnya laporan berarti bahwa jumlah kasus sebenarnya selalu lebih banyak," kata presiden Dewan Warga Salvador Guerrero.

"Para penjahat ini adalah bagian dari geng yang terkadang dibentuk oleh anggota keluarga yang sama yang menggunakan skrip untuk menipu orang," katanya.

Meksiko bukan satu-satunya negara yang menghadapi masalah tersebut.

Pada bulan Desember, Interpol telah memperingatkan 194 negara anggotanya untuk bersiap menghadapi "serangan semua jenis aktivitas kriminal" yang terkait dengan vaksin virus corona. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA