Hal itu disampaikan Zekri dalam pernyataan terbarunya pada Jumat (29/1) waktu setempat. Dia bahkan merinci ratusan serangan terhadap umat Muslim, termasuk sejumlah fasilitas ibadah seperti masjid.
"Ada 235 serangan terhadap Muslim di Prancis pada 2020, naik dari 154 tahun sebelumnya, melonjak 53 persen," ujarnya, seperti dikutip dari
Anadolu Agency, Jumat (29/1).
"Sebagian besar serangan terjadi di wilayah Ile-de-France (Paris besar), Rhones-Alpes, dan Paca di negara itu," kata Zekri.
"Serangan terhadap masjid melonjak 35 persen di tahun yang sama," kata Zekri.
Zekri juga mengatakan ada sebanyak 70 surat ancaman yang dikirim ke markas besar Dewan Ibadah Muslim Prancis (CFCM) atau pengurusnya tahun lalu.
"Muslim di Prancis khawatir dengan pandangan negatif beberapa anggota masyarakat Prancis tentang Islam," katanya.
Dalam pernyataannya, Zekri juga menegaskan kembali bahwa tidak ada hubungan antara Islam dan terorisme. Dia juga mengatakan Muslim di Prancis harus dapat menjalankan agamanya secara bebas, seperti penganut agama lain.
Prancis saat ini memiliki populasi Muslim terbesar di Eropa yang berjumlah sekitar 6 juta jiwa, kebanyakan mereka berasal dari Afrika Utara.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: